Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ratu Tisha, Masuk di Pusaran Sepak Bola Tanah Air hingga Dobrak Tradisi

Kompas.com - 21/04/2021, 20:00 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Ratu Tisha Destria tidak asing bagi penikmat sepak bola Indonesia.

Lulusan program FIFA Master (badan sepak bola dunia) itu pernah menjabat sebagai Direktur Kompetisi dan Regulasi di Turnamen Torabika Soccer Championship (TSC) pada 2016 dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 2017-2020.

Baca juga: Kasus KDRT di Serpong, Polisi Diminta Perhatikan Nasib Bayi yang Tak Boleh Bertemu Ibunya

Selama berkecimpung di pusaran sepak bola Tanah Air, Ratu Tisha mencapai berbagai hal yang membuatnya diidolakan banyak pencinta sepak bola Indonesia.

Akan tetapi, ia menolak segala pujian yang dialamatkan kepadanya selama ini.

"Saya enggak bisa jadi Ratu Tisha yang sekarang kalau enggak ada kerja tim saya di manapun itu," katanya kepada Kompas.com, Rabu (21/4/2021).

Ratu Tisha saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Electonic City Indonesia, Tbk.

Dia pribadi lebih ingin dikenal dengan pekerjaannya saat ini ketimbang kariernya di masa lalu.

"Live must go on. Saya bukan lagi di federasi sepak bola. Saya sudah jadi bagian keluarga Electronic City," ujar Tisha.

"Bersama Artha Graha Group, (saya ingin) berkontribusi untuk Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: Rizieq Shihab Larang Dokter dan Sengaja Rahasiakan Reaktif Covid-19 sehingga Picu Kesalahpahaman di RS Ummi

Dobrak tradisi

Setelah terlibat di manajemen sepak bola Tanah Air, Ratu Tisha masih berkutat pada manajemen kendati kini berbeda sektor.

"Saya akan terus lagi belajar di berbagai sektor dan akan tetap berkontribusi kepada industri olahraga Indonesia," ucapnya.

Tisha sejatinya tidak meninggalkan olahraga khususnya sepak bola. Saat ini, ia masih menjabat sebagai Wakil Presiden AFF (federasi sepak bola ASEAN) periode 2019-2023.

Yang jelas, karier Tisha sejauh ini bak mendobrak tradisi.

Sebagai perempuan, ia bisa memegang jabatan penting di sepak bola. Bahkan, Ratu Tisha merupakan Wakil Presiden AFF perempuan pertama sepanjang sejarah.

Baca juga: Polisi Kejar Satu Lagi Pelaku Perang Sarung di Tangerang yang Tewaskan Lawannya

"Saat ini saya masih menjabat sebagai Vice President AFF dan di regional federation seluruh dunia, perempuan itu yang pertama ya saya," jelasnya.

Selain itu, posisi sebagai Komisaris Independen di Electronic City pada usia 35 tahun membuktikan umur dan gender bukan halangan untuk berprestasi.

Diakui Tisha, baik saat masih berkecimpung di manajemen sepak bola maupun saat ini perusahaan, tantangan yang ia hadapi pada dasarnya sama.

"Yang saya pelajari, setiap level itu tantangannya hampir sama. Saya mulai dari lokal, akhirnya ke nasional dan internasional. Managing people itu selalu jadi tantangan," papar Tisha.

"Bagi saya, segala sesuatu itu harus ada rohnya. Kita bisa bikin barang sebagus apapun atau produk atau service sebagus apapun, kalau rohnya tidak ada, manusianya tidak bisa berkembang, sosok roh yang menaungi itu tidak ada, barang itu enggak akan hidup," lanjutnya.

Kendati sehari-hari lebih banyak berkutat di pekerjaannya sebagai Komisaris Independen, Tisha mengaku tidak bisa meninggalkan sepak bola.

"Sebagai Vice President, station saya tetap di Indonesia. Jadi, saya aktif di Electronic City. Jadi, secara langsung dan tidak langsung, pastinya di manapun saya berada kontribusi terhadap sepak bola sudah menjadi kewajiban saya sebagai salah satu insan sepak bola," katanya.

Tisha mengaku sudah berkecimpung di sepak bola sejak 2001, baik sebagai relawan maupun profesional.

"Jadi, sepak bola sudah menjadi bagian dari hidup saya," terangnya.

Baca juga: Akui Larang RS Buka Hasil Tes PCR ke Satgas, Rizieq Shihab: Nanti Diteror Buzzer

Pentingnya ekosistem yang tepat dalam sepak bola wanita

Sebagai perempuan dalam industri olahraga khususnya sepak bola, Tisha punya mimpi untuk dapat berkontribusi bagi masyarakat sekitar dan membangun Indonesia bersaing di dunia internasional.

Ia pun menyoroti bahwa ada banyak sektor bagi perempuan di sepak bola, termasuk untuk menghidupkan sepak bola wanita.

"Sepak bola wanita dan wanita dalam sepak bola itu dua hal yang berbeda. Kalau kita ngomongin wanita di dalam sepak bola itu sepak bola wanita termasuk di dalamnya," ujar Tisha.

"Jadi wanita dalam sepak bola itu ada yang berfungsi sebagai sektor swasta seperti saya, ada pelatih, ada wasit, ada pemain. Ekosistemnya itu terbentuk," sambungnya.

Andai punya keleluasaan dalam mengembangkan sepak bola wanita di Indonesia, Tisha berpendapat bahwa ekosistem dan dasar dari sepak bola (grassroots) harus diatur terlebih dahulu.

Baca juga: Anies: 98 Persen Penduduk DKI Jakarta Telah Dilindungi BPJS Kesehatan

"Menurut saya, pengembangan sepak bola wanita itu harus dikembangkan secara fundamental, tidak berbeda dengan yang pria karena basisnya adalah olahraga yang sama," tukas Tisha.

"Pada saat kita bicara pengembangan sepak bola wanita, ilmu dasarnya ya ilmu sepak bola. Jadi pengembangannya itu memang tailor-made terhadap gender sebagaimana cabang-cabang olahraga lain yang nomor putrinya sudah lebih dulu maju, seperti bulutangkis putri, voli putri, dan sebagainya," lanjutnya.

"Memang pengelolaannya pasti berbeda, tapi core-nya itu tetap sepak bola. Jadi, saya pengin ekosistem perempuan di dalam sepak bolanya yang juga musti dibenahi terlebih dahulu," sambung Tisha.

Ia meyakini, saat ekosistem telah terbangun, maka sepak bola wanita juga bisa terbangun.

"Banyak sekali kalau kita lihat di luar (negeri), pengembangan sepak bola wanita dimulai dulu dari pelatih pria. Lalu, mulai pemberdayaan guru-guru atau pelatih-pelatih wanita," kata Tisha.

"Dari sejak usia dini, mungkin 17-18 tahun, seharusnya sudah mulai ada putri yang mengambil lisensi kepelatihan D (paling dasar) untuk bisa mereka mengerti fundamental sepak bolanya dulu. Jadi, harus dimulai dari grassroots," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com