Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Ratu Tisha di Hari Kartini: Perempuan Harus Punya Kemauan Kuat demi Bersaing di Sektor Apa Pun

Kompas.com - 22/04/2021, 05:10 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Raden Ajeng Kartini adalah pahlawan nasional, seorang tokoh emansipasi perempuan.

Kartini dianggap sebagai simbol perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak mengenyam pendidikan yang layak.

Baca juga: Kisah Ratu Tisha, Masuk di Pusaran Sepak Bola Tanah Air hingga Dobrak Tradisi

Pada masanya, sikap Kartini itu mendobrak tradisi di mana hanya laki-lakilah yang diperbolehkan belajar setinggi mungkin.

Bicara mendobrak tradisi, di era saat ini, Ratu Tisha Destria adalah salah satu perempuan muda yang melakukannya.

Sampai usia saat ini, yakni 35 tahun, Tisha tak berhenti menapaki karier yang tampaknya sulit dicapai bagi perempuan.

Sejak 2020, Tisha menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Electronic City Indonesia, Tbk.

Saat berkecimpung di pusaran sepak bola Tanah Air, Tisha pernah menjabat sebagai Direktur Kompetisi dan Regulasi di Turnamen Torabika Soccer Championship (TSC) pada 2016 dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 2017-2020.

Lulusan program FIFA Master (badan sepak bola dunia) itu juga masih dipercaya sebagai Wakil Presiden AFF (federasi sepak bola ASEAN) periode 2019-2023.

Baca juga: Pengakuan Rizieq Shihab dan RS Ummi Bogor yang Tutupi Hasil Swab Positif Covid-19

Terlepas dari segala pencapaian tersebut, Tisha merasa masih perlu berkontribusi banyak di masyarakat seperti yang Kartini pernah lakukan.

"Saya pasti masih jauh dari seperti Ibu Kartini. Hal-hal yang sudah saya bagikan (ke masyarakat) masih jauh dibandingkan apa yang sudah Ibu Kartini lakukan," kata Tisha kepada Kompas.com, Rabu (21/4/2021).

Menurut Tisha, apa yang dicapainya sejauh ini adalah bukti bahwa dirinya punya kemauan besar untuk selalu belajar dan berkontribusi di masyarakat.

"Saya cuma memiliki keinginan dan kemauan yang besar untuk bisa terus berkontribusi pada perkembangan di masyarakat pada umumnya," ucap Tisha.

"Makanya, sekarang saya masih terus belajar lagi di mana pun saya berada. Kalau bisa saya rangkum, dimulai dari sepak bola, tapi kontribusi ke masyarakat pada akhirnya," terangnya.

Baca juga: Kasus KDRT di Serpong, Polisi Diminta Perhatikan Nasib Bayi yang Tak Boleh Bertemu Ibunya

Sebelum berkontribusi di masyarakat, Tisha berpendapat, perempuan pada umumnya perlu mengembangkan diri sendiri terlebih dahulu.

"Karena secara umum, ketika kita mengembangkan diri kita sendiri, ya diri kita sendiri itu bagian dari komunitas yang lebih besar lagi, yaitu Indonesia. Itu yang menjadi fokus saya dari dulu hingga sekarang, tidak hanya ruang lingkup sepak bola saja," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com