Soal budidaya, sambung Edi, porang dapat ditanam di mana saja. Tanaman porang dapat ditanam di bawah naungan ataupun lahan sawah terbuka.
Mudahnya budidaya porang ditanam di tanah beriklim tropis di Indonesia ini membuatnya semakin populer di kalangan petani.
“Porang ini kan awalnya tumbuh di hutan, jadi bisa ditanam di bawah tegakan maupun di lahan sawah terbuka. Kalau hidup di hutan saja sudah bagus apalagi kalau dibudidayakan secara intensif dan terawat,” sebut dia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam talkshow bertajuk "Strategi Pengembangan Porang sebagai Komoditas Mahkota" di Bogor, Jawa Barat, Maret 2021 lalu mengungkapkan, komoditas porang memiliki potensi besar sebagai komoditas mahkota karena permintaan ekspornya terus meningkat sebagai bahan pangan alternatif dan bahan baku kosmetik.
Syahrul membeberkan, Kementan tengah fokus mengembangkan tanaman porang karena memiliki pasar ekspor yang menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pasar ekspor porang, meliputi Jepang, Taiwan, Korea dan China serta beberapa negara di Eropa.
Kementan mencatat ekspor porang periode Januari hingga 28 Juli 2020 sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp 801,24 miliar. Sebelumnya, ekspor porang selama 2019 sebanyak 11.720 ton senilai Rp 644 miliar.
Baca juga: Perbedaan Porang, Iles-iles, Suweg, dan Walur, dari Ciri hingga Manfaatnya
"Komoditas porang dalam bentuk tepung dan chips saat ini di ekspor ke 16 negara antara lain, China, Jepang, Thailand, Taiwan, dan Myanmar. Beberapa negara lainnya masih meminta kepada Indonesia untuk mengekspor komoditas porang ke negaranya," ujar Syahrul.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjri Djufri menambahkan, saat ini pemerintah telah menyiapkan teknologi modern untuk mengakomodasi kepentingan produksi komoditas porang dari hulu sampai hilir.
Menurut dia, Kementerian pertanian juga sedang menyiapkan sistem pengolahan pasca-produksi prang seperti pembuatan alat pengolahan porang sederhana untuk meningkatkan nilai jualnya.
"Kementerian Pertanian saat ini sudah melepas Porang Madiun 1, serta sedang mengidentifikasi porang unggul lainya. Alhamdulilah kami juga telah menemukan formula percepatan pembibitan Porang yang lebih canggih lagi melalui kultur jaringan," jelas dia.
Seorang petani asal Desa Karangjong, Ngawen, Blora, Heriyanto mengaku, bukan perkara sulit untuk mendapatkan keuntungan Rp 500 juta dalam setahun dengan menanam porang.
"Ini dalam satu hektar kalau dengan modal bibit sekitar sekilo isi 5, itu dalam setahun itu mencari target sekitar 500 juta insya Allah tercapai," kepada KOMPAS.com, 18 April 2021.
Meski keuntungannya besar, tapi biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak itu juga tidak sedikit. Sementara bonusnya, yakni katak porang dalam satu pohon, bisa menghasilkan sekitar 10 buah.
"Dengan modal kerja per hektar estimasi sekitar 100 sampai Rp 120 juta setahun, itu baru dihitung dari umbinya," katanya.
"Sekarang detik ini (katak) sekilo fresh Rp 190.000. Nanti kalau sudah dikarantina sebulan itu bisa nyampe Rp 250.000, pas musim tanam tembus di Rp 500.000 sekilo," jelasnya.
Maka bisa dibayangkan, untuk menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah di lahan pertanian satu hektar dalam setahun, bukan perkara yang tidak mungkin.
"Artinya keuntungannya seperti multiplier effect," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.