Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurmaya, Perempuan Penderma Nasi Bungkus dan Cerita Kejutan-kejutan yang Mengiringinya

Kompas.com - 22/04/2021, 18:48 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang."

Demikian kata-kata tersebut disadur dari buku Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.

Kartini, berkat perjuangannya mengangkat derajat wanita, ia dikenang setiap 21 April. Ia adalah simbol emansipasi wanita Indonesia.

Baca juga: Kesabaran Siti Hajar di Balik Ratusan Ribu Angka Kasus Covid-19 Jakarta

Kartini boleh saja wafat pada 17 September 1904. Namun, setelahnya banyak "Kartini" baru bermunculan di Tanah Air, seperti halnya pepatah "Mati Satu Tumbuh Seribu". Dia, Nurmaya, salah satu "Kartini" masa kini itu.

Nurmaya menjaga "Api Kartini" dari Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

Sejak Ramadhan 2020, Nurmaya memutuskan untuk berbagi makanan gratis setiap seminggu sekali dan tanpa pernah putus hingga kini.

Nurmaya sengaja memilih setiap Jumat karena Jumat hari yang mulia.

Baca juga: 8 Aturan Warga Jakarta yang Hendak Keluar Kota di Masa Pengetatan dan Larangan Mudik

Inspirasi berbagi datang dari mendiang ayahnya.

Sekitar enam tahun lalu, ia dan ayahnya melintas dan melihat orang membagikan bingkisan gratis di jalan.

Ayahnya kemudian memilih berhenti, mengambil uang di saku celana tanpa melihat berapa isinya.

"Dia langsung kasih uang itu ke saya. Candanya ke saya, 'Udah enggak usah dilihat, nih kasihkan ke orang itu'," kata Nurmaya meniru ucapan ayahnya.

Baca juga: Cerita Irene Sukandar Tanding Catur dari Pasar ke Pasar untuk Latih Mental

Di tengah jalan menuju pulang, Nurmaya bertanya-tanya, mengapa ayahnya tidak melihat uang yang akan diberikan kepada orang tersebut.

"Kata ayah saya, 'ya enggak apa-apa, kalau berbagi berkah itu kita niatnya ikhlas aja'," kata Nurmaya lagi-lagi menirukan ayahnya.

Ayahnya mengatakan, "kalau udah ikhlas memberi tangan kanan, tangan kiri tidak usah tahu."

Demikian sang ayah berpesan kepada Nurmaya, arti menderma sesungguhnya.

Awal mula berbagi

Sejak awal Ramadhan tahun lalu, Nurmaya mulai berbagi makanan gratis kepada para pelintas jalan.

Nurmaya mengambil lapak di depan toko tanaman hias miliknya, tepatnya di Jalan Inspeksi Slipi, Kemanggisan, Palmerah.

Mulanya, ia membagikan takjil gratis. Usai Ramadhan, ia kemudian berpikir, 'masak sih berhenti sampai di sini?'

Baca juga: Kapten Fierda Panggabean dan Tragedi Merpati CN-235 di Gunung Puntang

Nurmaya kemudian meneruskan ide berbagi makanan gratis tersebut setelah Lebaran.

Rencana ini kemudian ia beritahukan kepada suami, orangtua, dan saudara-saudaranya.

"Setelah Lebaran tiga minggu, kami sudah mulai lagi," kata Nurmaya.

"Wah, antusias banget responsnya. Malah mereka (saudara-saudara Nurmaya) mau menyumbang tenaga, di luar dugaan saya," ujar dia.

Seiring berjalannya waktu, masalah muncul. Nurmaya ditegur pihak kelurahan.

Baca juga: Rika Andiarti, Penerus Semangat Kartini yang Bergelut di Dunia Penerbangan dan Antariksa

Pihak kelurahan meminta agar Nurmaya tidak membuat kerumunan saat berbagi makanan gratis karena sedang pandemi Covid-19.

"Perbuatan saya memang baik tetapi jangan sampai disalahkan karena menimbulkan kerumunan," kata Nurmaya.

Nurmaya tidak putus asa. Ia memutar otak agar bisa terus berbagi tanpa menimbulkan kerumunan.

Ia kemudian memutuskan untuk 'jemput bola'. Artinya, Nurmaya dan timnya membagikan nasi bungkus dengan cara berkeliling.

"Pernah (membagikan nasi) ke Tanjung Duren, Kebayoran Baru, Tanah Abang, bahkan Kelapa Dua," kata Nurmaya.

Nurmaya mengaku, setiap kali jalan, ia dan timnya membawa sekitar 80 nasi bungkus.

"Pasang surut sih, kadang 70, kadang 80, kadang 60. Ketika nasi bungkus kami banyak, ada donatur yang ngasih. Air mineral, nasi dan lauk, jajan, bahkan uang," kata dia.

Kejutan-kejutan yang mengiringi

Saat berbagi makanan, Nurmaya kerap bertemu dengan orang-orang yang menginspirasinya.

Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang ibu berpakaian lusuh. Ibu tersebut sudah tua.

"Begitu banyak yang beliau bawa, plastik-plastik besar. Tapi dia bukan pemulung," kata Nurmaya.

Nurmaya kemudian memberikan nasi bungkus kepada ibu itu.

Baca juga: Aturan Perjalanan Pakai Kendaraan Pribadi ke Luar Jakarta Selama Larangan Mudik

"Katanya, 'Terima kasih neng, alhamdulillah ketemu nasi hari ini. Saya sekadar cukup buat makan aja alhamdulillah'," kata Nurmaya menirukan ibu itu.

Lewat ibu itu, Nurmaya belajar tentang arti cukup.

Kejutan-kejutan juga mengiringi Nurmaya. Lima bulan pascamemutuskan mulai berbagi makanan gratis, rumah ibunya yang semula rusak parah dan mau roboh, direnovasi gratis oleh seseorang.

"Saya pikir itu acara televisi. Tapi ternyata bukan. Dia memang pengusaha. Kami enggak habis pikir," kata Nurmaya.

Baca juga: Lokasi dan Biaya Tes Genose C19 di Jakarta sebagai Syarat Perjalanan Selama Larangan Mudik

Rumahnya ibu saat ini, kata Nurmaya, sudah bagus seperti apartemen.

Tak sampai di situ, jeda dua bulan setelah rumah ibunya selesai direnovasi, Nurmaya dipercaya menjadi agen pupuk.

Kenalannnya pun bertambah. Isi toko tanaman hias Nurmaya makin beragam.

"Pohon-pohon yang viral pas pandemi, masuk begitu saja melalui teman-teman. Itu mereka menaruh tanamannya di sini," kata Nurmaya.

Baru-baru ini, Nurmaya juga mendapatkan penghargaan sebagai tokoh perubahan oleh sebuah media nasional.

"Berturut-turut (kejutannya), tiada henti," tutur ibu tiga anak itu.

Tak mau berhenti berbagi

Nurmaya merasakan indahnya berbagi, dan ia tak mau berhenti.

Omongan-omongan miring tentangnya tidak ia gubris. Tekadnya sudah bulat untuk berbagi.

Pesan ayahnya ia pegang terus hingga kini, 'menolong tanpa pamrih'.

"Saya enggak mau libur, selagi Tuhan kasih tubuh ini sehat, tangan kaki saya untuk bekerja, berkah itu luar biasa," ujarnya.

Langkah-langkah yang ditempuh Nurmaya juga membuat ia tidak mau besar kepala.

"Justru ini amanah besar. Ketika semua masyarakat sudah mengetahui kegiatan saya, saya hanya berharap menjadi inspirasi dalam berbagi kebaikan," kata dia.

Nurmaya yakin bahwa Tuhan telah memberi porsi pada setiap manusia, termasuk rejeki. Berbagi adalah caranya untuk mensyukuri nikmat.

"Apalagi kalau kita sudah berusaha, niat baik, disertai dengan doa, inshaallah pasti ketemu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com