Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2021, 08:14 WIB
Penulis Ihsanuddin
|

Husnan menyebutkan, warga juga jarang memanfaatkan jembatan tersebut karena sudah ada jembatan lain yang bisa digunakan.

“Memang yang jembatan ini enggak ada yang jaga. Terus minim penerangan. Kalau jembatan yang lain itu banyak warga yang jaga dan ada ada posnya, jadi bisa diminimalisasi dan diansitisipasi bila ada indikasi tawuran,” kata Husnan.

Prosedur penghapusan aset

Namun usul warga untuk membongkar jembatan iitu tak bisa dilakukan begitu saja oleh Pemkot Jakpus. Sebab, pembongkaran infrastruktur pemerintah harus melalui prosedur penghapusan aset.

Penghapusan aset itu masih dibahas oleh Suku Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) Jakarta Pusat.

Plt Kepala Suku BPAD Jakarta Pusat Gigih mengatakan, pihaknya sudah menerima surat permohonan penghapusan aset tersebut. BPAD pun kini tengah mengkaji apakah penghapusan aset itu memang diperlukan dan bisa jadi solusi untuk mencegah tawuran.

Baca juga: Jembatan yang Jadi Akses Pemuda Tawuran di Johar Baru...

Setelah kajian rampung, BPAD akan meneruskan permintaan penghapusan aset ini kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Jika Gubernur DKI Jakarta menerbitkan izin penghapusan aset, langkah selanjutnya adalah menggelar tahapan lelang melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) untuk melakukan pembongkaran jembatan.

"Proses penghapusan aset rampung hingga proses lelang diperkirakan memakan waktu paling cepat 3 hingga 4 bulan ke depan," ujarnya.

Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma berharap penutupan jembatan itu bisa menjadi solusi sementara untuk mencegah tawuran sambil menunggu kajian terkait penghapusan aset rampung. Penutupan juga akan sekaligus menjadi uji coba apakah benar jembatan itu yang menjadi penyebab tawuran.

"Yang penting itu kan apakah jembatan itu yang jadi sumber penyebab. Karena itu kami uji coba, jembatan itu kami tutup dulu," kata Dhany.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Jakpus Bakwan Ferizan Ginting menilai penutupan dengan beton lebih efektif ketimbang penutupan dengan tembok.

"Disuruh nutup pakai tembok kami enggak ada materialnya, lagian juga yang dulu sudah ditembok juga dihancurkan lagi," kata Bakwan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Kasus Penemuan Bayi di Bekasi Timur

Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Kasus Penemuan Bayi di Bekasi Timur

Megapolitan
Polisi Belum Temukan Petunjuk dalam Kasus Penemuan Bayi di Bekasi Timur

Polisi Belum Temukan Petunjuk dalam Kasus Penemuan Bayi di Bekasi Timur

Megapolitan
Disebut Salah Tafsir Data Saat Bandingkan Pembangunan Jalan, Anies: Cek Saja yang Benar Mana

Disebut Salah Tafsir Data Saat Bandingkan Pembangunan Jalan, Anies: Cek Saja yang Benar Mana

Megapolitan
Detik-detik Penyelamatan Penumpang Kapal Karam di Kepulauan Seribu, Petugas Terjang Ganasnya Ombak

Detik-detik Penyelamatan Penumpang Kapal Karam di Kepulauan Seribu, Petugas Terjang Ganasnya Ombak

Megapolitan
Bus Kecelakaan di Tol Jakarta-Tangerang, Seorang WN China Tewas di Lokasi

Bus Kecelakaan di Tol Jakarta-Tangerang, Seorang WN China Tewas di Lokasi

Megapolitan
Anies Puji 'Home Industry' Pencetak Tiket Formula E: Dibuat di Rumah, tapi Hasilnya Kelas Dunia

Anies Puji "Home Industry" Pencetak Tiket Formula E: Dibuat di Rumah, tapi Hasilnya Kelas Dunia

Megapolitan
Ditanya soal Cawapres, Anies: Sudah Ada, tapi Masih Panjang

Ditanya soal Cawapres, Anies: Sudah Ada, tapi Masih Panjang

Megapolitan
Saat Anies Apresiasi Pekerja di Balik Layar Formula E Jakarta: Luar Biasa Semangatnya...

Saat Anies Apresiasi Pekerja di Balik Layar Formula E Jakarta: Luar Biasa Semangatnya...

Megapolitan
Anies: Formula E Bukti Jakarta Mampu Gelar 'Event' Global, Ini Kebanggaan Indonesia

Anies: Formula E Bukti Jakarta Mampu Gelar "Event" Global, Ini Kebanggaan Indonesia

Megapolitan
Bayi Laki-laki Terbungkus Plastik Ditemukan di Tempat Sampah di Bekasi Timur

Bayi Laki-laki Terbungkus Plastik Ditemukan di Tempat Sampah di Bekasi Timur

Megapolitan
Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, Tidak Ada Korban Jiwa

Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, Tidak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Sudah Sebulan Lebih, Sopir Mobil Ekspedisi Penabrak Pengendara Motor di Slipi Masih Buron

Sudah Sebulan Lebih, Sopir Mobil Ekspedisi Penabrak Pengendara Motor di Slipi Masih Buron

Megapolitan
Selesai Saksikan Formula E, Penonton Bersantai di Pantai Karnaval Ancol

Selesai Saksikan Formula E, Penonton Bersantai di Pantai Karnaval Ancol

Megapolitan
Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, 55 Wisatawan dan ABK Berhasil Dievakuasi

Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, 55 Wisatawan dan ABK Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Saat Anies Bicara Formula E dan Perubahan-perubahannya...

Saat Anies Bicara Formula E dan Perubahan-perubahannya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com