"Saya mendapat informasi, katanya (surau) dibakar, tapi tidak banyak bagian yang terbakar karena mungkin mereka masih berpikir kalau rumah ibadah itu masih bisa dihormati. Tapi, kalau yang lainnya, rata-rata habis sudah."
Kini surau yang menyimpan banyak kisah itu sudah beralih rupa jadi sebentuk masjid megah bernama Masjid Al-Barkah. Tak ada jejak-jejak surau yang tersisa, kecuali tanah tempatnya berdiri. Atap bersusun seperti halnya langgar-langgar dengan pengaruh Hindu di banyak tempat di Jawa telah diganti dengan atap Timur-Tengah. Bagian dalam kubah dihias dengan kaligrafi asmaul husna--99 nama Allah.
Ukir-ukiran kayu Jepara menghiasi seisi masjid. Halaman masjid terbentang luas, sejumlah pohon kurma berdiri jangkung, membuat suasana Timur-Tengah masjid ini terasa komplet.
"Al-Barkah dari kata berkah," tutur Eko.
"Dengan berkah ini, semua yang menjadi kontribusi surau, kemudian semi-masjid, kemudian masjid, lalu masjid agung, dirasakan oleh masyarakat menjadi berkah," tutup Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.