Mereka, disebut Yano, banyak yang mengaku sebagai orang-orang turunan Indo walaupun tak semua dari mereka berasal dari hasil kawin campur dengan orang Belanda.
Meski mereka sudah memilih kewarganegaraan Belanda, ikatan batin dengan Depok masih kuat melekat. Untuk mengenang dengan Depok, orang-orang Belanda Depok mendirikan paguyuban bernama De Dodol (Depok Ondervindt Doorlopend Onze Liefde).
Kalimat tersebut berarti Depok membuat cinta kami tetap. Kemudian paguyuban tersebut diubah menjadi Stidas kemudian BODAS (Bond van Depokkers, Aanverwanten en Sympathiserenden). BODAS berarti Perkumpulan orang Depok, Suami atau Istri yang Menikah dengan Orang Depok dan Para Simpatisan.
"Di saat itulah lahir singkatan dari kata Depok di antara mereka, yang tidak lain adalah versi orang-orang Depok di Belanda yang rindu pada desanya. Mereka pun mengartikan Depok seperti versi kedua dan mereka secara rutin berkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk sama-sama bernostalgia mengenang desa mereka sambil mengadakan kegiatan amal," tambah Yano.
Versi lain akronim tentang Depok yaitu "Deze Einheid Predikt Ons Kristus". Ungkapan itu, menurut Yano, merupakan produk dan ungkapan kerinduan komunitas orang Depok di Belanda terhadap negeri kelahirannya dan sanak keluarganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.