Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah dan Harapan Warga Sambut HUT Ke-22 Kota Depok

Kompas.com - 27/04/2021, 17:05 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok, Jawa Barat, memasuki hari jadi atau hari ulang tahun (HUT) ke-22, Selasa (27/4/2021) ini. Memasuki usianya yang semakin dewasa, Depok mempunyai beberapa masalah yang harus diselesaikan.

Beragam keluh kesah sekaligus harapan disampaikan warga seiring bertambahnya usia kota yang berada tepat di selatan Jakarta itu.

Amadea Fahdinda (24), warga Sukmajaya, Depok, berharap transportasi di Depok bisa dibenahi agar lebih terintegrasi antara satu moda dengan moda lainnya. Jika integrasi terwujud, hal itu akan mempermudah warga yang mobilitasnya bergantung pada transportasi umum.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: 22 Tahun Terbentuknya Kota Depok dan Kisah Si Tuan Tanah Belanda

"Sebagai salah satu warga yang kerjanya di Jakarta, saya berharap transportasi di Depok bisa lebih banyak dan terhubung," kata Amadea, Senin (26/4/2021).

Sebagai pengguna transportasi umum, Amadea tahu betapa sulitnya bepergian di wilayah Kota Depok. Dia merasakan itu tiap kali berangkat bekerja ke kantornya di Jakarta Barat.

Selama ini, warga yang tinggal di luar kawasan Margonda kesulitan mengakses transportasi massal seperti kereta rel listrik (KRL) dan bus Transjabodetabek (TJ) yang semuanya di sekitar  Jalan Margonda.

Para pengguna kendaraan umum di Depok harus berjalan kaki, berganti-ganti angkutan perkotaan (angkot), hingga menumpang ojek, untuk menuju stasiun atau terminal.

"Misalnya ada TJ yang lebih banyak lagi rutenya, jadi lebih memudahkan pekerja-pekerja yang kantornya di Jakarta selain naik KRL," ungkap Amadea.

Kemacetan

Fadilah (25), warga Bojongsari, Depok, mengeluhkan kemacetan di hampir tiap ruas jalan di kota itu. Kemacetan terasa seperti tak kenal waktu karena terjadi saban hari.

Sebagai contoh kemacetan di kawasan Sawangan, tepatnya di Jalan Raya Muchtar hingga Jalan Raya Sawangan. Kondisi serupa juga kerap terjadi di Jalan Citayam hingga Jalan Raya Margonda yang menjadi kawasan utama Kota Depok.

"Kalau untuk kemacetan ya saya berharap, ya tentu bisa enggak macet lagi. Tapi kayaknya akan susah," kata Fadilah.

Menurut dia, Pemerintah Kota Depok belum serius menangani kemacetan yang telah menjadi momok di daerah itu.

Pemerintah kota, kata Fadilah, justru melakukan sejumlah hal dan menerapkan kebijakan lain yang tidak menyelesaikan masalah kemacetan.

Puluhan pengendara sepeda motor melintas di Jalan Raya Sawangan, Depok, Jawa Barat, Sabtu (16/5/2020). Meski penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Depok masih diperpanjang hingga 26 Mei 2020, namun sejumlah ruas jalan mulai ramai dipadati kendaraan hingga menyebabkan kemacetan.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Puluhan pengendara sepeda motor melintas di Jalan Raya Sawangan, Depok, Jawa Barat, Sabtu (16/5/2020). Meski penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Depok masih diperpanjang hingga 26 Mei 2020, namun sejumlah ruas jalan mulai ramai dipadati kendaraan hingga menyebabkan kemacetan.

"Depok selama ini kebanyakan apa sih? Gali-gali lobang jalanan Margonda melulu. Apalagi yang putar lagu di lampu merah. Aduh ketahuan banget bercandanya ini," kata dia.

"Itu kan pasti ada anggarannya tuh, bisa buat apa gitu, misalnya untuk JPO (jembatan penyeberangan orang) kek, trotoar jalanan kek benerin," sambungnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com