"Ada perusakan juga terhadap beberapa toko di sekitar Jalan Raya Bogor," ujar Nana seperti dikutip Kompas TV, Sabtu.
Penyerangan tersebut juga menyebabkan dua orang polisi terluka, yakni anggota Sabhara dan Pam Obvit.
Keduanya diketahui sedang patroli di sekitar Mapolsek Ciracas ketika insiden tersebut terjadi.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui keterlibatan anggotanya dalam penyerangan tersebut.
Diungkapkan Dudung, peristiwa tersebut dipicu oleh berita hoaks dari oknum anggota TNI berinisial MI yang kemudian diketahui sebagai Prada Muhammad Ilham.
Ilham menyebarkan berita ke rekan-rekannya bahwa ia dikeroyok.
"Dari telepon genggam Prada MI ditemukan yang bersangkutan menginformasikan ke angkatan 2017 mengaku dikeroyok, ditelepon seniornya bilang dikeroyok," ujar
Dudung dalam konferensi pers di Balai Wartawan Puspen TNI, Mabes TNI Cilangkap. Prada Ilham kemudian diketahui berbohong setelah pihaknya memeriksa sembilan saksi dari warga sipil.
Bukannya dikeroyok, Ilham justru mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai sepeda motor di sekitar Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas.
Baca juga: Tanda Tanya Tersangka Mafia Karantina di Bandara Soekarno-Hatta, Benarkah Protokoler AP II?
Keterangan saksi itu diperkuat bukti rekaman CCTV dari salah satu toko di sekitar lokasi.
"Tetapi yang bersangkutan justru memberikan informasi kepada kawan-kawannya di grup maupun ada seniornya bahwa dia dikeroyok, nah itu yang tidak benar," ujar Dudung lagi.
Sementara itu, Komandan Puspom TNI AD Letjen Dodik Widjanarko membeberkan, Ilham berbohong lantaran takut ketahuan minum minuman keras sebelum kecelakaan.
"Ada perasaan takut kepada satuan apabila diketahui sebelum kecelakaan lalu lintas tunggal yang bersangkutan minum-minuman keras jenis anggur merah," ujar Dodik, Rabu (9/9/2020).
Berdasarkan keterangan saksi yang adalah rekannya sesama anggota TNI, Prada Ilham menenggak dua gelas minuman keras jenis anggur merah.
Dodik melanjutkan, tersangka juga takut dan merasa bersalah karena merusak sepeda motor yang dipinjamkan oleh pimpinannya sebagai akibat dari kecelakaan.
Baca juga: Klaster Perkantoran Meningkat, Kasus Terbanyak Ada di Jakarta Selatan