Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tanah Abang: Terkena Malapetaka Berkali-kali, tapi Tetap Berdiri Tegak

Kompas.com - 03/05/2021, 14:47 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarah Pasar Tanah Abang adalah sejarah bangkit berkali-kali dari hantaman bala. Meski kerusuhan dan kebakaran menimpa silih berganti, pasar ini tetap mampu bertahan.

Awal mula Pasar Tanah Abang

Catatan Historia.id, pasar ini dibangun pada tahun 1730-an atas permintaan pejabat kaya VOC, Justinus Vinck.

Ia meminta didirikannya dua pasar di atas lahan miliknya. Satu di daerah Weltevreden (sekarang Pasar Senen) dan lainnya di Tanah Abang.

Permintaan ini berdasarkan perkembangan yang terjadi di wilayah selatan Batavia, di mana permukiman baru bertumbuh seiring dibukanya beragam perkebunan.

Ada kebun kacang, kebun jahe, kebun pala, kebun sirih, dan kebun melati di sekitar Tanah Abang. Namun, belum ada pasar di wilayah ini.

Baca juga: Mulai Hari Ini KRL Tak Berhenti di Stasiun Tanah Abang, Catat Rekayasa Jalurnya

Pada 30 Agustus 1732 terbitlah surat izin pendirian pasar dari Gubernur Jenderal Abraham Patras yang menyebutkan hari buka pasar milik Vinck.

“Pasar diselenggarakan hari Senin untuk Pasar Weltevreden, hari Sabtu untuk pasar yang akan dibangun di Bukit Tanah Abang,” tulis Abraham Patras dalam suratnya kepada Vinck, dikutip PD Pasar Jaya dalam Pasar Tanah Abang 250 Tahun.

Pasar Senen ditujukan untuk perdagangan sayur mayur dan keperluan sehari-hari, sedangkan Tanah Abang kebagian jenis tekstil, kelontong, dan sedikit sayuran.

Huru-hara 

Lima tahun setelah beroperasi, pasar milik Vinck menghadapi bala.

Pasar Tanah Abang diserang Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron von Imhoff karena ada perilaku agresif dari orang-orang Tionghoa yang menjadi pedagang di Tanah Abang.

"Dengan mudah W. von Imhoff membubarkan gerombolan Tionghoa yang bikin gaduh di Tanah Abang,” catat Adolf Heuken dalam Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta.

Baca juga: Jam Operasional KRL Dibatasi, Warga Siasati Waktu Belanja di Tanah Abang agar Tetap Bisa Naik Kereta

Adolf menambahkan orang-orang Tionghoa lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Tembakan meriam merusak sejumlah bangunan Pasar Tanah Abang, yang juga dikenal dengan nama Tenabang.

“Baru lima tahun berdiri Pasar Tenabang terkena bencana, porak-poranda, dan terbakar ludes,” tulis Abdul Chaer dalam Tenabang Tempo Doeloe.

Huru-hara ini melumpuhkan Pasar Tanah Abang hingga 20 tahun.

Setelah hubungan VOC dengan orang-orang Tionghoa membaik, pasar ini kembali beroperasi.

Pasar Tanah Abang terus semarak memasuki 1800-an. Pasar juga ikut buka di hari Rabu.

Baca juga: KRL Tak Berhenti di Tanah Abang, Dishub DKI Siapkan Bus Transjakarta Gratis Pukul 15.00-19.00

Kumuh dan jadi sarang gelandangan

Keramaian pasar tak sejalan dengan perbaikan kualitas lingkungan.

Bangunan pasar makin lama kian rapuh dan kusam. Sampah-sampah menumpuk dan membuat semrawut.

“Sampai akhir abad ke-19 bahkan awal abad ke-20 Pasar Tanah Abang belum mempunyai bangunan permanen,” tulis PD Pasar Jaya.

Khawatir pedagang dan pembeli berkurang, pemerintah kolonial akhirnya merombak Pasar Tanah Abang secara besar-besaran pada Agustus 1926.

Bangunan lama nan rapuh berganti bangunan permanen. Lebih nyaman untuk aktivitas para pedagang dan pembeli. Lebih bagus pula untuk promosi nama Pasar Tanah Abang keluar Batavia dan Hindia Belanda.

Baca juga: Ramainya Tanah Abang dan Pusat Perbelanjaan serta Kekhawatiran akan Lonjakan Kasus Covid-19

Namun, kedatangan Jepang pada 1942 mengubah banyak hal di Pasar Tanah Abang.

“Pasar Tanah Abang yang tadinya kesohor tekstilnya, saat itu berubah menjadi los-los dan kios kosong melompong tidak ada tekstil sama sekali bahkan banyak yang tutup dan ditempati gelandangan,” cerita H.M. Hasan, pensiunan kepala pasar dalam Pasar Tanah Abang 250 Tahun.

Pasar Tanah Abang kembali memperoleh cerlangnya setelah sempat masuk tahun-tahun kegelapan selama masa Jepang hingga Revolusi Fisik (1945—1949).

Di bawah pengelolaan Pemerintah DKI Jakarta lewat Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya, Pasar Tanah Abang mengalami perombakan secara besar-besaran pada 1973. Pasar Tanah Abang menjadi bangunan bertingkat tiga.

Baca juga: Terkait Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Epidemiolog: Representasi PPKM Tak Berhasil

Menjadi rebutan preman

Lama kelamaan, pemerintah mulai kehilangan kendali atas keamanan pasar. Mereka kemudian menyerahkan urusan keamanan pasar kepada para jago.

Jago-jago memperoleh banyak uang atas jasa keamanan, parkir, dan kebersihan dari para pedagang.

Tetapi lama-lama mereka tidak lagi melindungi para pedagang, melainkan memerasnya.

Perputaran uang di Pasar Tanah Abang pada 1990-an mencapai Rp8-10 miliar per hari. Para preman dari berbagai etnis dan wilayah berebut kendali atas Pasar Tanah Abang.

Puncaknya terjadi pada November—Desember 1996. Bentrok antarpreman di Pasar Tanah Abang meminta korban jiwa. Pedagang dan pembeli menghindari kawasan ini beberapa lama.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Penuh Sesak Pengunjung Pasar Tanah Abang | Anies Akui Pengunjung Pasar Tanah Abang Capai 100.000 pada Minggu Kemarin

Usai rusuh antarpreman, pedagang dan pembeli kembali ke Pasar Tanah Abang. Ini terjadi terus menerus.

Kerusuhan Mei 1998 sempat membuat nadi Pasar Tanah Abang berhenti. Tetapi kemudian berdetak kembali.

Kebakaran besar pada 2003 menghentikan aktivitas perdagangan selama beberapa hari. Tetapi setelah kebakaran, sembari menunggu bangunan baru dibangun, pedagang menggelar dagangan di jalanan sekitar pasar. Pembeli tetap berdatangan di tempat seadanya itu.

Tidak ada satu pun bala mampu meruntuhkan Pasar Tanah Abang untuk selama-lamanya. (Historia.id/ Hendaru Tri Hanggoro )

Artikel ini telah tayang di Historia.id dengan judul "Pasang Surut Pasar Tanah Abang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com