JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Fraksi PDI-P, Gilbert Simanjuntak, menilai ada unsur kelalaian Pemprov DKI Jakarta dalam kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Menurut dia, kerumunan itu seharusnya sudah dapat diantisipasi.
"Seharusnya sewaktu klaster perkantoran naik, sudah harus diantisipasi bahwa kalau kalangan terdidik saja mulai abai, apalagi yang umum," kata Gilbert kepada wartawan, Senin (3/5/2021).
"Setiap tahun sebelum pandemi, Tanah Abang selalu penuh. Jadi sudah harus diantisipasi sejak klaster perkantoran naik," lanjutnya.
Baca juga: Anies: Pengunjung Pasar Tanah Abang Sekitar 100.000 Orang Hari Ini
Selain itu, seharusnya penutupan akses ke Pasar Tanah Abang juga dapat dengan cepat dilakukan ketika arus pengunjung melonjak drastis.
"Sudah terlihat bahwa parkiran tidak sesuai protokol diisi 50 persen. Seharusnya sudah ditutup pintu masuk dan parkiran," katanya.
"Seharusnya dengan mengamati di dalam pasar pengunjung semakin banyak, maka pintu sudah harus ditutup. Lapor ke polisi kalau tidak mampu. Juga lapangan parkir tidak dibuka semua, masih 50 persen artinya kalau ada 4 lantai, yang dibuka 2," Gilbert menjelaskan.
Kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Minggu (2/5/2021), mendadak menjadi lautan manusia.
Para pengunjung berdesakan mulai dari pintu masuk hingga lorong-lorong kios di pasar itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang pada Minggu siang, sudah menembus angka 100.000 orang.
"Hari ini data sementara (total pengunjung) sekitar 100.000 orang," kata Anies kepada awak media, Minggu.
Jumlah itu meningkat dari total pengunjung sehari sebelumnya, Sabtu (1/5/2021), sebanyak 87.000 pengunjung.
Menurut Anies, jumlah tersebut juga jauh meningkat dari hari-hari sebelumnya yang hanya berkisar 35.000 pengunjung setiap harinya.
Berbagai kebijakan kemudian diambil untuk mencegah kerumunan di Pasar Tanah Abang.
Salah satunya adalah membatasi mobilitas warga ke Pasar Tanah Abang dengan merekayasa jadwal keberangkatan dan kedatangan KRL di Stasiun Tanah Abang.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT KCI telah sepakat meniadakan keberangkatan dan kedatangan kereta di Stasiun Tanah Abang pada jam-jam tertentu.
"Pukul 15.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB, commuter line tidak akan berhenti di Stasiun Tanah Abang. Sehingga tidak mengangkut penumpang dari sana. Detailnya nanti disampaikan," ungkapnya.
Rekayasa jadwal perjalanan dipertimbangkan karena sebagian pengunjung Pasar Tanah Abang datang menggunakan KRL.
Berdasarkan data yang didapatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terdapat lebih kurang 45.000 penumpang yang turun di Stasiun Tanah Abang pada Sabtu (1/5/2021).
Meski begitu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyediakan armada bus Transjakarta untuk memfasilitasi warga yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang.
Baca juga: Sehari Setelah Razia, Situasi Pasar Tanah Abang Cukup Lengang, Pengunjung Tak Berdesakan
Bus Transjakarta akan mengangkut para penumpang ke kawasan Tanah Abang selama rekayasa jadwal perjalanan KRL di Stasiun Tanah Abang diberlakukan.
Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menerapkan sistem buka tutup di Pasar Tanah Abang mulai Senin (3/5/2021).
Sedikitnya akan ada 2.500 petugas gabungan TNI/Polri dan Satpol PP yang dikerahkan di area luar dan dalam pasar guna mengatur alur keluar masuk pengunjung.
Menurut Anies, para petugas akan mengatur pembukaan dan penutupan pintu Pasar Tanah Abang dengan mempertimbangkan kepadatan di dalam pasar.
Pengunjung akan diperbolehkan masuk jika jumlah orang di dalam pasar sudah berkurang dan akan ditutup jika terjadi penumpukan.
"Kalau pasar di dalam pengunjung masih penuh, maka pintu ditutup dan tidak boleh masuk sampai jumlahnya berkurang," kata Anies.
Sementara di luar gedung pasar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melakukan buka tutup arus lalu lintas.
Sejumlah ruas jalan di kawasan Pasar Tanah Abang akan disekat dan tidak boleh dilalui kendaraan jika terjadi kepadatan pengunjung di lokasi tersebut.
"Bila pasar penuh, maka jalan-jalan ditutup. Pengunjung tidak bisa masuk, itu di jalannya," jelas Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.