JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah Abang, sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara, sudah menjadi rebutan kelompok preman sejak beberapa dekade silam.
Salah satu jago atau preman tersohor yang sempat menguasai wilayah tersebut bernama Rozario Marshal atau biasa dikenal dengan nama Hercules.
Hercules dan kelompoknya yang berasal dari Timor Timur berkuasa di akhir tahun 1980-an hingga 1996, saat kekuasaannya direbut kelompok Ucu Kambing dari Betawi.
Bagi para preman tersebut, Tanah Abang bukan hanya tempat untuk mencari penghidupan, melainkan juga tempat "cari mati".
Baca juga: Kisah Hercules Si Preman Tak Bisa Mati Tanah Abang yang Keluar Masuk Penjara
Sebelum pindah ke Jakarta sekitar tahun 1987, Hercules sempat dipercaya oleh TNI untuk memegang logistik dalam operasi di Timor Timur.
Ia bergerak bersama pasukan pro NKRI hingga mendapat musibah dan tangan kanannya terluka.
Hercules pun dibawa ke Jakarta untuk menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Namun, nahas, tangan kanannya tidak bisa tertolong dan harus diamputasi. Tak tahan dengan perawatan di RSPAD, Hercules pun kabur dari rumah sakit.
Ia akhirnya terjerumus ke dalam "lembah hitam" Tanah Abang.
Baca juga: Dari Hercules hingga Ucu Kambing, Saat Tanah Abang jadi Rebutan Kelompok Preman
"Saya merebut daerah hitam (Tanah Abang) melalui pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati (di sana)," kenang Hercules, seperti dilansir Tribun-Timur.com.
Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules kemudian membangun daerah kekuasaannya di Tanah Abang.
Kelompok yang tadinya kecil itu tumbuh sangat masif. Ia bahkan pernah membawahkan hampir 17.000 "personel" yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Hercules menyebut Tanah Abang sebagai daerah tak bertuan, di mana kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antarpreman.
"Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur enggak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang sebab setiap saat musuh bisa menyerang," ungkapnya.
Baca juga: Sejarah Tanah Abang: Terkena Malapetaka Berkali-kali, tapi Tetap Berdiri Tegak
Meski tubuhnya kecil, nyali laki-laki kelahiran Timor Timur ini diakui sangat besar.