Pengunjung Pasar Tanah Abang lainnya, Dewi (28), mengaku ia berbelanja ke Pasar Tanah Abang karena sudah tradisi.
"Setiap tahun memang belanjanya ke Pasar Tanah Abang. Jadi enggak lengkap saja kalau enggak ke sini," kata Dewi saat ditemui di Blok B Pasar Tanah Abang, kemarin.
Dewi yang datang bersama ibunya mengaku masih khawatir berbelanja di Pasar Tanah Abang di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ia sengaja belanja ke Pasar Tanah Abang di hari kerja untuk menghindari kepadatan pengunjung.
"Kalau hari Sabtu Minggu saya juga sudah prediksi pasti ramai. Makanya saya sekarang belanjanya," kata dia.
Asal pengunjung tidak terlalu padat dan tertib menggunakan masker, maka ia meyakini penularan Covid-19 bisa dicegah.
Baca juga: Sejarah Tanah Abang: Terkena Malapetaka Berkali-kali, tapi Tetap Berdiri Tegak
Sementara itu, Nanik (40), berbelanja pakaian di Pasar Tanah Abang secara grosir untuk nantinya dijual kembali di lapak pasarnya di Rangkasbitung, Banten. Ditemani anak laki-lakinya, Nanik memborong sejumlah pakaian muslim hingga kaos.
Nanik mengaku memilih pasar Tanah Abang karena harganya yang murah jika beli secara grosir. Ia pun bisa meraih keuntungan berlipat.
"Nanti kalau pas saya jual lagi bisa naikin dua kali lipat," katanya.
Selain itu, Nanik juga senang berbelanja ke Pasar Tanah Abang karena bisa naik KRL dengan tarif yang murah. Ia hanya perlu merogoh kocek Rp 16.000 untuk sekali perjalanan pulang pergi.
Oleh karena itu, Nanik menyayangkan KRL tak lagi berhenti di Stasiun Tanah Abang pada pukul 15.00-19.00 WIB. Nanik pun terpaksa mempersingkat waktu belanjanya.
"Tadi habis selesai belanja langsung buru-buru supaya masih dapat kereta sebelum jam 15.00," ucap Nanik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.