Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padat Merayap di Tengah Pandemi, Kenapa Harus ke Pasar Tanah Abang?

Kompas.com - 04/05/2021, 08:23 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dari tahun ke tahun, Pasar Tanah Abang memang menjadi salah satu pasar yang paling diminati masyarakat untuk berbelanja persiapan Lebaran. Namun, hal itu kini menjadi masalah karena bisa menjadi sumber penularan Covid-19.

Pada akhir pekan kemarin, pengunjung Pasar Tanah Abang pun mengalami lonjakan signifikan.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang pada Sabtu (1/5/2021) mencapai 85.000 orang. Sementara pada Minggu, jumlah pengunjung kembali bertambah hingga tembus 100.000 orang.

Pengunjung berdesakan mulai dari pintu masuk pasar sampai ke lorong-lorong toko.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Akan Terus Dijaga Ketat Ratusan Aparat sampai H-1 Lebaran

Petugas TNI dan Polisi bersenjata laras panjang bersama jajaran Satpol PP pun sampai diterjunkan guna mengimbau pengunjung untuk segera pulang.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengimbau warga untuk berbelanja kebutuhan hari raya Lebaran 2021 ke pusat perbelanjaan selain Tanah Abang. Imbauan tersebut disampaikan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung di Pasar Tanah Abang yang berpotensi menyebabkan kerumunan.

"Di Jakarta ada banyak pasar. Kami menganjurkan untuk mendatangi berbagai pasar di Jakarta, selain Pasar Tanah Abang," ujar Anies saat meninjau Pasar Tanah Abang, Minggu (2/5/2021).

Lalu, apa sebenarnya yang membuat warga lebih memilih belanja di Pasar Tanah Abang ketimbang pasar lainnya? Kenapa harus ke Pasar Tanah Abang?

Baca juga: Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas di Pasar Tanah Abang hingga Lebaran

Farizky (28) mengaku memilih pasar Tanah Abang sebagai tujuan berburu baju lebaran karena harganya yang relatif murah dibandingkan pasar lainnya. Pilihan modelnya pun cukup banyak dan beragam.

"Memang sudah tiap tahun kami kalau belanja baju lebaran ya ke Pasar Tanah Abang. Soalnya harganya murah modelnya juga banyak," kata dia saat ditemui di Pasar Tanah Abang, Senin (3/5/2021) kemarin.

Farizky bahkan rela datang jauh dari Parung Panjang, Kabupaten Bogor, bersama kakaknya dan sepupunya. Mereka menumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line.

Farizky sudah mengetahui bahwa KRL tidak melayani turun dan naik penumpang di Stasiun Tanah Abang pukul 15.00-19.00 WIB. Oleh karena itu, ia sengaja mempercepat waktu keberangkatannya.

"Tadi berangkat pagi-pagi jam 8 biar siang sudah selesai," kata warga dia.

Farizky pun mengaku tidak terlalu khawatir akan tertular Covid-19. Asalkan memakai masker dengan benar, maka ia yakin tidak akan terpapar virus Sars-Cov-2. Apalagi, situasi pasar hari itu juga tidak terlalu ramai.

Baca juga: Sehari Setelah Razia, Situasi Pasar Tanah Abang Cukup Lengang, Pengunjung Tak Berdesakan

"Tidak sampai berdesak-desakan juga kok," kata dia.

Pengunjung Pasar Tanah Abang lainnya, Dewi (28), mengaku ia berbelanja ke Pasar Tanah Abang karena sudah tradisi.

"Setiap tahun memang belanjanya ke Pasar Tanah Abang. Jadi enggak lengkap saja kalau enggak ke sini," kata Dewi saat ditemui di Blok B Pasar Tanah Abang, kemarin.

Dewi yang datang bersama ibunya mengaku masih khawatir berbelanja di Pasar Tanah Abang di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ia sengaja belanja ke Pasar Tanah Abang di hari kerja untuk menghindari kepadatan pengunjung.

"Kalau hari Sabtu Minggu saya juga sudah prediksi pasti ramai. Makanya saya sekarang belanjanya," kata dia.

Asal pengunjung tidak terlalu padat dan tertib menggunakan masker, maka ia meyakini penularan Covid-19 bisa dicegah.

Baca juga: Sejarah Tanah Abang: Terkena Malapetaka Berkali-kali, tapi Tetap Berdiri Tegak

Sementara itu, Nanik (40), berbelanja pakaian di Pasar Tanah Abang secara grosir untuk nantinya dijual kembali di lapak pasarnya di Rangkasbitung, Banten. Ditemani anak laki-lakinya, Nanik memborong sejumlah pakaian muslim hingga kaos.

Nanik mengaku memilih pasar Tanah Abang karena harganya yang murah jika beli secara grosir. Ia pun bisa meraih keuntungan berlipat.

"Nanti kalau pas saya jual lagi bisa naikin dua kali lipat," katanya.

Selain itu, Nanik juga senang berbelanja ke Pasar Tanah Abang karena bisa naik KRL dengan tarif yang murah. Ia hanya perlu merogoh kocek Rp 16.000 untuk sekali perjalanan pulang pergi.

Oleh karena itu, Nanik menyayangkan KRL tak lagi berhenti di Stasiun Tanah Abang pada pukul 15.00-19.00 WIB. Nanik pun terpaksa mempersingkat waktu belanjanya.

"Tadi habis selesai belanja langsung buru-buru supaya masih dapat kereta sebelum jam 15.00," ucap Nanik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com