Berdasarkan data 5 Januari 2021, sebanyak 6.389 dari 7.447 tempat tidur isolasi telah terisi. Artinya, keterisian tempat tidur isolasi mencapai 86 persen.
Sementara itu, sebanyak 783 dari 953 tempat tidur ICU telah digunakan, dengan keterisian mencapai 81 persen.
Diberitakan Kompas.com pada 23 April 2021, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad mengatakan kemungkinan terjadinya peningkatan kasus Covid-19 meski pemerintah telah melarang mudik.
Menurut Riris, peluang penyebaran Covid-19 menjadi sangat besar ketika tidak ada pembatasan atau larangan mobilitas masyarakat.
"Jadi mau mudik atau tidak mudik pasti akan terjadi peningkatan kasus karena sudah ada transmisi, banyak peningkatan kasus," jelas Riris, (23/4/2021).
Baca juga: Anies: Kami Anjurkan Warga Datangi Pasar di Jakarta, Selain Tanah Abang
Oleh karena itu, Riris berharap kebijakan larangan mudik dibarengi dengan pembatasan mobilitas masyarakat. Sebab, masyarakat masih bisa memanfaatkan momen Lebaran untuk ajang silahturahmi atau halal bihalal meski mudik telah dilarang.
"Bukan berarti lalu mudik tidak mudik tidak ada efeknya. Ada efeknya, tetapi mudik dilarang pun kalau mobilitas tidak dilarang maka peningkatan kasus itu jadi sebuah keniscayaan," urai Riris.
Dia pun meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sementara itu, pemerintah diminta untuk tegas dan konsisten dalam menegakkan aturan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.