JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Epidemiologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Bayu Satria mengatakan, kepadatan pengunjung di Pasar Tangah Abang, Jakarta akhir pekan kemarin menjadi perhatian sejumlah praktisi kesehatan.
Menurut Bayu, kepadatan pengunjung yang jauh dari penerapan protokol kesehatan (prokes) itu berpotensi menjadi sumber penularan kasus Covid-19 yang tinggi.
"Dari pandangan kami epidemiolog, kasus kerumunan di (Pasar) Tanah Abang berpotensi penyebaran COVID-19 yang tinggi. Apalagi warga Indonesia cenderung memaksakan diri pergi, misal sedang sedikit tidak enak badan," kata Bayu saat dihubungi, Selasa (4/5/2021).
Baca juga: Imbas Stasiun Tanah Abang Ditutup, Penumpang KRL di Stasiun Karet Melonjak 73 Persen
Bayu mengatakan, penularan Covid-19 bisa terjadi bukan saja dari kerumunan antar sesama pengunjung tanpa adanya protokol kesehatan, melainkan adanya transaksi di dalam ruangan.
"Dengan orang sebanyak itu tentu saja tidak mungkin mengawasi ketat pemakaian maskernya. Ditunjang dengan banyak transaksi di dalam ruangan," ucapnya.
Menurut Bayu, penularan Covid-19 akan terlihat setelah satu atau dua pekan setelah kerumunan di Pasar Tanah Abang itu terjadi.
Namun, kata Bayu, peningkatan Covid-19 bisa juga tidak terlihat karena proporsi masyarakat yang datang ke Pasar Tanah Abang sangat kecil jika dibandingkan seluruh penduduk DKI Jakarta.
"Harapannya dengan pemprov DKI, tetap bagus kapasitas surveilansnya maka kemungkinannya masih ada untuk bisa mengatasi secara dini kasus kasus yang terjadi di Pasar Tanah Abang," kata Bayu.
Baca juga: Dievaluasi, Stasiun Tanah Abang Masih Ditutup Pukul 15.00-19.00, tetapi Penumpang Boleh Transit
"Bisa juga dengan mengeluarkan himbauan kepada masyarakat bahwa siapa saja yg habis dari tanah abang dan merasa tidak fit atau menunjukkan gejala sebaiknya segera memeriksakan diri," sambung Bayu.
Bayu mengharapkan, tidak ada lagi kasus kerumunan yang terjadi di pusat perbelanjaan atau tempat-tempat lain di Jakarta.
Salah satu cara mencegah kerumunan yakni pembatasan jumlah pengunjung di pintu masuk dengan menyesuaikan kapasitas pusat perbelanjaan.
"Ditunjang pengawasan masker yang ketat, skrining suhu di pintu masuk, dan perbanyak tempat cuci tangan," katanya.
Sebelumnya, Pasar Tanah Abang pada Sabtu (1/5/2021) dan Minggu (2/5/2021) mendadak menjadi lautan manusia. Ratusan ribu warga memadati kompleks perbelanjaan terbesar di Tanah Air ini.
Dengan kondisi itu, pelaksaan protokol kesehatan Covid-19 tentu terabaikan. Warga bersesakan mulai dari pintu masuk hingga lorong-lorong kios.
Belum lagi, banyaknya warga yang masih tak tertib mengenakan masker. Banyak terlihat beberapa warga lebih senang meletakkan maskernya di dagu meski berada di tengah-tengah kerumunan.
Teriakan-teriakan petugas hingga pedagang agar warga menerapkan jaga jarak tak dihiraukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.