Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pekan ke Depan, Epidemiolog Prediksi Ada Kenaikan Kasus Covid-19 akibat Kerumunan di Tanah Abang

Kompas.com - 04/05/2021, 11:50 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Epidemiologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Bayu Satria mengatakan, kepadatan pengunjung di Pasar Tangah Abang, Jakarta akhir pekan kemarin menjadi perhatian sejumlah praktisi kesehatan.

Menurut Bayu, kepadatan pengunjung yang jauh dari penerapan protokol kesehatan (prokes) itu berpotensi menjadi sumber penularan kasus Covid-19 yang tinggi.

"Dari pandangan kami epidemiolog, kasus kerumunan di (Pasar) Tanah Abang berpotensi penyebaran COVID-19 yang tinggi. Apalagi warga Indonesia cenderung memaksakan diri pergi, misal sedang sedikit tidak enak badan," kata Bayu saat dihubungi, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Imbas Stasiun Tanah Abang Ditutup, Penumpang KRL di Stasiun Karet Melonjak 73 Persen

Bayu mengatakan, penularan Covid-19 bisa terjadi bukan saja dari kerumunan antar sesama pengunjung tanpa adanya protokol kesehatan, melainkan adanya transaksi di dalam ruangan.

"Dengan orang sebanyak itu tentu saja tidak mungkin mengawasi ketat pemakaian maskernya. Ditunjang dengan banyak transaksi di dalam ruangan," ucapnya.

Menurut Bayu, penularan Covid-19 akan terlihat setelah satu atau dua pekan setelah kerumunan di Pasar Tanah Abang itu terjadi.

Namun, kata Bayu, peningkatan Covid-19 bisa juga tidak terlihat karena proporsi masyarakat yang datang ke Pasar Tanah Abang sangat kecil jika dibandingkan seluruh penduduk DKI Jakarta.

"Harapannya dengan pemprov DKI, tetap bagus kapasitas surveilansnya maka kemungkinannya masih ada untuk bisa mengatasi secara dini kasus kasus yang terjadi di Pasar Tanah Abang," kata Bayu.

Baca juga: Dievaluasi, Stasiun Tanah Abang Masih Ditutup Pukul 15.00-19.00, tetapi Penumpang Boleh Transit

"Bisa juga dengan mengeluarkan himbauan kepada masyarakat bahwa siapa saja yg habis dari tanah abang dan merasa tidak fit atau menunjukkan gejala sebaiknya segera memeriksakan diri," sambung Bayu.

Bayu mengharapkan, tidak ada lagi kasus kerumunan yang terjadi di pusat perbelanjaan atau tempat-tempat lain di Jakarta.

Salah satu cara mencegah kerumunan yakni pembatasan jumlah pengunjung di pintu masuk dengan menyesuaikan kapasitas pusat perbelanjaan.

"Ditunjang pengawasan masker yang ketat, skrining suhu di pintu masuk, dan perbanyak tempat cuci tangan," katanya.

Sebelumnya, Pasar Tanah Abang pada Sabtu (1/5/2021) dan Minggu (2/5/2021) mendadak menjadi lautan manusia. Ratusan ribu warga memadati kompleks perbelanjaan terbesar di Tanah Air ini.

Dengan kondisi itu, pelaksaan protokol kesehatan Covid-19 tentu terabaikan. Warga bersesakan mulai dari pintu masuk hingga lorong-lorong kios.

Belum lagi, banyaknya warga yang masih tak tertib mengenakan masker. Banyak terlihat beberapa warga lebih senang meletakkan maskernya di dagu meski berada di tengah-tengah kerumunan.

Teriakan-teriakan petugas hingga pedagang agar warga menerapkan jaga jarak tak dihiraukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Megapolitan
Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Megapolitan
Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com