Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Perbelanjaan Ramai Jelang Idul Fitri, Ketua DPRD DKI Tanya Satgas Covid-19 ke Mana

Kompas.com - 04/05/2021, 14:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi pelaksanaan upaya terpadu penanggulangan Covid-19.

Menurut Pras, sapaan Prasetyo, evaluasi diperlukan setelah pengunjung Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat membeludak akhir pekan lalu, sedangkan pusat-pusat perbelanjaan lain juga mulai ramai jelang Idul Fitri.

"Protokol kesehatan dengan menata jarak dan pembatasan terhadap pengunjung ini yang harusnya ditegakkan Satgas Covid-19 di lapangan. Kalau sudah terjadi kerumunan seperti ini, lalu tiba-tiba jumlah kasus penularan meningkat bagaimana?" kata Pras melalui keterangan tertulis, Selasa (4/5/2021).

"Di sini saya meminta ketegasan pemerintah dan juga sinergitas kerja dari institusi TNI dan Polri, karena kita harus meminimalisasi terjadinya klaster baru," tambah dia.

Baca juga: Cegah Penumpukan Pengunjung, Pasar Tanah Abang Terapkan Penutupan Dini Kios Dini

Politikus PDI-P tersebut menilai, kegiatan masyarakat seperti pada akhir pekan lalu itu "sangat wajar" karena telah menjadi bagian dari tradisi menyambut Idul Fitri.

Keramaian di pusat perbelanjaan itu, kata dia, sangat baik untuk pemulihan perekonomian di masa pandemi. Akan tetapi, membeludaknya warga di pusat-pusat perbelanjaan, seperti di Tanah Abang beberapa hari lalu misalnya, menurut Pras, seharusnya bisa dicegah.

"Kerja-kerja Satgas Covid-19 di DKI Jakarta ke mana kalau bisa sampai terjadi kerumunan seperti itu," kata dia.

"Dalam Perda Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Covid-19, Pemprov DKI Jakarta jelas memiliki kewenangan melakukan pengawasan terhadap kegiatan masyarakat," lanjut Pras.

Ia menegaskan, Satgas Covid-19 DKI Jakarta sebaiknya mulai meningkatkan pengawasan di tiap-tiap lokasi belanja lain jelang Idul Fitri.

"Jangan sampai kita sama seperti negara lain yang mengalami tsunami (penularan Covid-19)," ujar dia.

Sebelumnya, usul serupa disuarakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani. Menurut Zita, fokus pengawasan protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung jangan hanya berkisar di kawasan Pasar Tanah Abang karena lokasi itu yang ramai diperbincangkan.

Baca juga: Padat Merayap di Tengah Pandemi, Kenapa Harus ke Pasar Tanah Abang?

Sebab, pusat-pusat perbelanjaan yang kerap disambangi kalangan ekonomi menengah ke atas pun tak ada bedanya, sangat padat, dan protokol kesehatan tidak diterapkan secara ketat.

Sejumlah warga memadati Blok B Pusat Grosir Pasar Tanah Abang untuk berbelanja pakaian di Jakarta Pusat, Minggu (2/5/2021). Gubernur DKI Anies mengakui adanya lonjakan pengunjung di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut, dari sekitar 35.000 pengunjung pada hari biasa menjadi sekitar 87.000 orang pada akhir pekan ini sehingga pihaknya menyiagakan sekitar 750 petugas untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA Sejumlah warga memadati Blok B Pusat Grosir Pasar Tanah Abang untuk berbelanja pakaian di Jakarta Pusat, Minggu (2/5/2021). Gubernur DKI Anies mengakui adanya lonjakan pengunjung di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut, dari sekitar 35.000 pengunjung pada hari biasa menjadi sekitar 87.000 orang pada akhir pekan ini sehingga pihaknya menyiagakan sekitar 750 petugas untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

"Tidak usah jauh-jauh, coba cek salah satu mal di sebelahnya Tanah Abang, itu luar biasa ramainya," ujar Zita melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin kemarin.

"Kafe-kafe di mal tersebut saja sudah jelas mengabaikan protokol kesehatan yaitu social distancing. Setiap sudut meja, kursi, ramai tanpa jaga jarak," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com