Bony mengaku tak mengenal Erwin pada saat itu. Ia baru tahu identitas Erwin saat telah dibawa ke Polda Metro Jaya.
"Yang saya lihat Mario mengejar, membacok Erwin pakai golok, yang saya lihat itu saja," kata Bony.
Ia juga mendengar Yeremias berteriak mengatakan, "Pele! Pele!".
"Dengar (Yeremias berteriak) 'pele! pele!', artinya tahan Mario, karena dia bacok Erwin," kata Bony.
Bony kemudian sempat turun dari mobil.
"(Erwin dan Bony) saling lihat, lalu saya lihat dia (Erwin) lari, jatuh, lari lagi, dia jatuh, Mario bacok beberapa kali di kepala dan punggung," kata Bony.
Kondisi Erwin, kata Bony, sudah berdarah-darah.
Menurut Bony, warga sekitar sudah ramai mengerumuni. Ia pun panik san kembali ke dalam mobil.
Sebelum akhirnya meninggalkan lokasi Bony melihat Erwin dalam posisi duduk di jalan, tetapi masih bernyawa.
"Dia masih hidup, masih berusaha menyelamatkan diri lagi," kata Bony.
Sementara, pada sidang perkara Rabu (10/3/2021), Kasirun, salah seorang saksi mata yang dihadirkan memberikan keterangan terkait peristiwa pembacokan dan pembunuhan anak buah Nus Kei pada Minggu, 21 Juni 2020.
Kala itu, Kasirun mengaku tengah berada di dalam kiosnya yang berada di depan tempat kejadian perkara (TKP) di Duri Kosambi, Jakarta Barat.
"Ada teriakan minta tolong, si korban sama pelaku berlari dari arah Green Lake," kata Kasirun dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu.
Usai korban berlari, Kasirun melihat korban sempat terduduk di jalan. Kemudian, Kasirun melihat tiga orang membacok korban menggunakan pedang. Setelahnya, Kasirun melihat pelaku berlari ke dalam mobil.
Kemudian korban yang terduduk di tengah jalan setelah dibacok, ditabrak oleh sebuah mobil Ertiga.