Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Jasa Penukaran Uang Jalanan, Nekat di Tengah Pandemi demi Kejar Rezeki

Kompas.com - 05/05/2021, 06:23 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Hari ini kami bawa Rp 10 juta. Pecahannya ya ini saja yang kasih bos, Rp 5.000, Rp 10.000 sama Rp 2.000-an," tutur Sianturi.

Berlembar-lembar uang yang sudah dikemas berdasarkan nominal pun ditawarkan kepada para pengendara yang melintas.

Untuk setiap transaksi, pelanggan dikenakan biaya sebesar 10 persen dari jumlah uang yang ditukarkan. Nantinya, seluruh uang tersebut akan disetorkan ke pemilik modal.

Dari situ, Nurhayati dan Sianturi akan mendapatkan upah paling banyak lima persen dari total uang lembaran yang berhasil ditukar. Itu pun jika tidak ada pelanggan menawar 10 persen biaya jasa penukaran.

"Misalnya orang tukar Rp 100.000, bayarnya Rp 110.000. Jadi kena 10 persen, hitung saja kali 5 persen buat kami. Cuma goceng (Rp 5.000)," kata Nurhayati.

"Harga segitu saja kadang masih ada orang yang menawar. Dia enggak tahu saja kalau kami juga setoran. Kami kan modal jasa doang. Ada Bosnya," sambungnya.

Sejauh ini, kata Sianturi, uang lembaran Rp 5.000 menjadi yang paling banyak dicari masyarakat. Dia pun menyediakan stok lebih banyak untuk uang pecahan tersebut.

Baca juga: Hari Ini, 138.508 Mobil Diprediksi Tinggalkan Jabotabek via Tol

Di kala ramai penukar, Sianturi dan Nurhayati bahkan rela bolak-balik mengambil persediaan uang pecahan Rp 5.000 demi bisa melayani pelanggan.

"Ambil lagi, kalau habis," kata Nurhayati.

Meski begitu, jasa penukaran uang pada tahun ini dianggap Sianturi tak begitu menggeliat. Total uang yang berhasil ditukar dalam sehari, tak sebanyak periode jelang Lebaran sebelum pandemi Covid-19.

Dia maupun Nurhayati tidak bisa menjawab secara pasti penyebabnya.

Pelonggaran aktivitas dan tingginya mobilitas warga jelang lebaran, tak begitu berdampak pada peningkatan pelanggan di lapak Sianturi dan Nurhayati.

"(Pelanggan) enggak tentu. Gimana mau ramai ada corona gini. Ya untung-untungan saja, enggak ada target juga. Ini dari pagi saja baru (tukar) Rp 400.000," kata Sianturi.

Namun, kondisi saat ini masih dimaklumi Nurhayati. Dia tetap bersyukur bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk keperluan sehari-hari dan Lebaran.

Keduanya hanya bisa berharap semakin banyak warga yang menukar uang di lapaknya seiring semakin dekatnya Hari Raya Lebaran.

"Sekarang cari duit susah, makanya dilakoni saja. Yang penting halal," ucap Nurhayati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com