Lonjakan kasus pertama terjadi usai libur Hari Kemerdekaan RI dan Tahun Baru Islam pada 20-23 Agustus 2020.
Akibat libur panjang itu, jumlah akumulatif kasus mingguan Covid-19 pada pekan pertama bulan September 2020 naik hingga 30.000 kasus.
Padahal, pada Agustus 2020, jumlah akumulatif kasus mingguan Covid-19 di Jakarta adalah 13.000 kasus.
Akibatnya, Gubernur DKI Anies Baswedan menarik rem darurat dan kembali memperketat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca juga: Kenangan Mantan Preman Hercules: Hampir Tiap Malam Ada Orang Mati di Tanah Abang
Kenaikan kedua terjadi usai libur Natal dan Tahun Baru 2021 di mana kasus Covid-19 di Jakarta bertambah 2.402 kasus baru pada 6 Januari 2021.
Saat itu, jumlah tersebut memecahkan rekor sejak Covid-19 pertama kali terdeteksi pada Maret 2020.
Lonjakan itu menyebabkan Jakarta sempat krisis ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, kenaikan kasus Covid-19 dapat terjadi selama periode Lebaran 2021.
Menurutnya, pemerintah semestinya tidak hanya membatasi mudik skala besar, tapi juga skala kecil.
Mudik berskala kecil yang Dicky maksud ialah mobilitas dalam satu wilayah yang berdekatan.
Untuk diketahui, pemerintah mengizinkan warga dalam satu aglomerasi untuk mudik saat Lebaran 2021.
"Yang sebetulnya dimaksud ini adalah semua aktivitas dalan kaitan mudik, yang melibatkan pergerakan orang keluar dari zonanya. Meskipun dia dalam satu kota sebetulnya tetap berisiko (menularkan) apalagi ke luar daerahnya,” jelas Dicky pada Kompas.com, Selasa (4/5/2021).
“Seperti (masyarakat) di Bodetabek itu luar biasa berdekatan, nah ini harus disadari oleh pemerintah daerah maupun masyarakat,” sambungnya.
Dicky juga mengingatkan masyarakat untuk menahan diri mengingat varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India dan B.1.351 dari Afrika Selatan sudah ada di Indonesia.
Mutasi virus SARS-COV-2 tersebut diyakini memiliki daya penularan yang lebih tinggi, sehingga infeksinya bisa bertambah cepat di masyarakat.
“Kondisi kita ini sudah sangat serius, karena varian baru lebih infeksius, lebih menular, potensi penularannya bisa sampai 70 persen dari pada varian sebelumnya. Kalau sudah lebih menular berarti akan lebih banyak kasus infeksi baik yang ringan sampai yang parah,” jelas Dicky.
Apabila terjadi, rumah sakit akan kembali terbebani dengan kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta khususnya.
(Reporter: Bernadette Aderi Puspaningrum, Ardi Priyatno Utomo, Aditya Jaya Iswara, Nur Rohmi Aida, Tatang Guritno / Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.