JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono memberi keterangan terkait beredarnya rekaman black box Lion Air JT 610 di media sosial.
Saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/5/2021), Soerjanto menyebutkan bahwa rekaman itu palsu dan bukan produksi KNKT.
"Itu hoaks, KNKT enggak pernah bikin itu," kata Soerjanto.
Baca juga: Mulai Berlaku Besok, Ini Dokumen yang Wajib Dibawa Penumpang Kereta Saat Masa Larangan Mudik
Pasalnya, dalam keterangan tertulis bahwa video tersebut dibuat berdasarkan Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) pesawat milik KNKT.
Soerjanto pun membantah hal itu dan menyebut rekaman dalam video tidak terdengar seperti berada di pesawat.
Baca juga: Kenang Setahun Tragedi Lion Air JT-610, Keluarga Korban Tabur Bunga di Perairan Tanjung Karawang
"Suaranya kalau didengerin kayak di dalam ruangan, bukan di dalam pesawat. Jadi enggak benar dari KNKT. Bukan rekaman asli juga," ucap Soerjanto.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610, 189 Orang Meninggal
Soerjanto berujar, ada banyak video serupa yang tersebar di media sosial.
"Saya enggak tahu siapa yang bikin. Banyak yang bikin video begitu. Ada 15 versi kalau enggak salah," lanjutnya.
Pada 29 Oktober 2018, terjadi kecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT- 610, rute Jakarta-Pangkal Pinang.
Sebanyak 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru dinyatakan meninggal dunia.
Kecelakaan tersebut terjadi di lepas pantai Karawang, Jawa Barat.
Baca juga: Utang Nyawa Eks Preman Tanah Abang Hercules kepada Prabowo Subianto
Pesawat dengan jenis Boeing 737 MAX 8 itu merupakan pesawat jenis baru asal Amerika Serikat.
Pesawat Lion Air JT-610 awalnya lepas landas pada pukul 06.20 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dengan rute Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Pesawat dijadwalkan tiba di tujuan sekitar pukul 07.20 WIB. Namun, 13 menit setelah mengudara, pesawat jatuh pada pukul 06.33 WIB di koordinat S 5'49.052" E 107'06.628".
Berdasarkan bukti rekaman data dan percakapan selama penerbangan, KNKT menyimpulkan bahwa kopilot tidak familiar dengan prosedur, meski ditunjukkan cara mengatasi pesawat saat training.
KNKT juga menyimpulkan ada sembilan faktor yang berkontribusi pada kecelakaan tersebut. Secara garis besar adalah gabungan antara faktor mekanik, desain pesawat, dan kurangnya dokumentasi tentang sistem pesawat.
Selain itu, faktor lain yang berkontribusi adalah kurangnya komunikasi dan kontrol manual antara pilot dan kopilot beserta distraksi dalam kokpit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.