Nama Mahri yang disematkan pada masjid ini, kata Karno, ialah nama salah satu anak Dian.
Arsitektur masjid, seperti kebanyakan masjid di Indonesia zaman sekarang, merujuk pada arsitektur masjid-masjid Timur Tengah, yaitu kubah dan menara bersisian, terdapat halaman/plaza yang luas, serta dihias detail-detail elemen segi delapan.
Ada 5 kubah yang bercokol di masjid ini. Kubah utama berdiameter bawah 16 meter, tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter.
Lalu, ada 4 kubah kecil dengan diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Emas 24 karat setebal 2-3 milimeter menyelimuti kubah-kubah itu.
Emas bukan hanya terdapat di bagian kubah masjid. Relief di atas podium imam disebut berbahan emas 18 karat, dekorasi di langit-langit masjid juga begitu.
Lalu, mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 dilapisi prado atau sisa emas.
“Almarhumah (Dian meninggal pada 29 Maret 2019) bercita-cita ingin mendirikan masjid yang lebih bagus, lebih indah dari rumah beliau. Maka, dipakaikanlah emas untuk menutup kubahnya itu,” kata Karno.
“Simbol dari ‘lebih’ dari yang biasa itu kan emas. Walau rumah tinggal beliau juga bagus, tapi kalau emas konotasinya mewah kan,” ujarnya.
Karno menjelaskan, selain mewah, arsitektur Masjid Kubah Emas juga dirancang merepresentasikan beberapa filosofi agama Islam.
Ia memberi contoh, kubah yang berjumlah 5 melambangkan 5 rukun Islam, sedangkan 6 menara menyimbolkan rukun iman.
Di pintu masuk ke dalam masjid, termasuk pintu menara, seluruhnya berjumlah 17, selaras dengan jumlah rakaat pada shalat rawatib umat Islam.
Masuk ke ruang utama masjid yang konon mampu menampung 8.000 orang jemaah di masa normal, suasana kebesaran itu kian bertambah.
Langit-langit jangkung disokong oleh pilar-pilar tebal berbahan batu granit.
Atap yang tinggi, berpadu dengan aula yang amat lega, membikin diri terasa kecil. Sayup bacaan surat Al Quran merambat di antara suasana yang hening.
Cahaya menembus dari kanan-kiri lewat kaca patri warna-warni.
“Di kaki kubah utama ada 33 jendela yang menggunakan kaca patri. Setiap jendela ada 3 nama Allah. Jadi, kalau dikali, 33 ada 99 (nama Allah) atau yang disebut dengan asmaul husna,” jelas Karno.
Masjid yang megah dan indah, menurut Dian, dapat mengantarkan perasaan, menggetarkan jiwa, menggenapkan niat untuk meningkatkan iman dan takwa, serta mengingatkan manusia akan kebesaran Tuhan.
Karno mengemukakan, sejak dibangun pada April 1999 dan diresmikan pada 31 Desember 2006 ketika dipakai shalat Idul Adha berjemaah, Masjid Kubah Emas tak banyak berubah.
Belum pernah ada rehabilitasi atau renovasi total.
“Bangunannya masih seperti sejak awal, paling ada renovasi kecil-kecil untuk pengecatan atau dinding-dinding granit yang lepas,” kata Karno.