Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Kubah Emas Depok, Dibangun Megah Tanpa Hitung Biaya untuk Ingat Kebesaran Tuhan

Kompas.com - 07/05/2021, 03:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Jalan Raya Meruyung, Limo, Depok, mulai ramai oleh para penjaja takjil, Jumat (30/4/2021) petang. Bulan Ramadhan sudah separuh terlewati.

Sepeda-sepeda motor menepi sembarangan, orang-orang menyeberang jalan sesuka hati, dan para pedagang berjualan seperti menggelar lapak di depan rumah sendiri.

Jalan raya yang tak begitu lebar sesak oleh manusia dan kendaraan.

Di antara para pedagang takjil, berdiri gerbang raksasa berlapis marmer di sisi Jalan Raya Meruyung.

Menembus gerbang tersebut terasa bagai pindah ke dimensi yang sepenuhnya lain dalam sekejap.

Sebentang lahan di baliknya menghampar luas, dengan rumput hijau yang dari jauh terlihat amat halus.

Jalanan terpampang lebar, pohon-pohon kelengkeng, jambu, kelapa, dan sejumlah tanaman hias seperti berbaris menyapa pendatang.

Beberapa taman mempercantik suasana petang.

Di balik pohon-pohon itu, di ujung jalan, berdiri bangunan raksasa yang langsung menarik perhatian. Masjid Dian Al-Mahri yang tersohor disebut Masjid Kubah Emas.

Kubahnya memang berlapis emas. Tak hanya emas, masjid ini menyimpan kemewahan di berbagai penjuru.

Hampir seluruh bangunan berlapis marmer dan granit, termasuk ubin halamannya.

Daya tarik itu membuat masjid yang dibangun tahun 1999 ini kerap dianggap sebagai destinasi “wisata” religi.

Plaza Masjid Dian Al-Mahri atau Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Plaza Masjid Dian Al-Mahri atau Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat.

Destinasi wisata itu dulu sering memikat rombongan tur maupun muda-mudi untuk menyambangi, menghabiskan waktu mengagumi kemegahan masjid.

Saking pentingnya lokasi ini sebagai destinasi, “Masjid Kubah Emas” banyak tertera di papan-papan penunjuk jalan di Depok, khususnya di sisi barat kota.

Akan tetapi, sejak pandemi Covid-19 melanda, masjid ini perlahan sepi dan tak mengenal lagi hiruk-pikuk tamasya, seperti petang ini.

“Dibandingkan dengan sebelum Covid-19 dulu, memang (pengunjung) jauh lebih berkurang, hampir 50 persen lebih berkurangnya,” kata Eko Sukarno atau akrab disapa Karno, pengurus Masjid Dian Al-Mahri, kepada Kompas.com, Kamis (6/5/2021).

Meski demikian, lengangnya kawasan Masjid Kubah Emas justru membuat kebesarannya dapat dikagumi dengan lebih utuh.

Pengingat kebesaran Tuhan

Masjid Kubah Emas dengan luas hampir 8.000 meter persegi dibangun di atas lahan seluas 70 hektar, membuatnya masjid terluas di Jabodetabek.

Pendirinya, Dian Djuriah Rais, memiliki rumah yang juga luas dan besar tepat di seberang masjid, sisi utara.

Nama Mahri yang disematkan pada masjid ini, kata Karno, ialah nama salah satu anak Dian.

Arsitektur masjid, seperti kebanyakan masjid di Indonesia zaman sekarang, merujuk pada arsitektur masjid-masjid Timur Tengah, yaitu kubah dan menara bersisian, terdapat halaman/plaza yang luas, serta dihias detail-detail elemen segi delapan.

Bagian utama Masjid Dian Al-Mahri atau Masjid Kubah Emas di Depok, Jawa Barat.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Bagian utama Masjid Dian Al-Mahri atau Masjid Kubah Emas di Depok, Jawa Barat.

Ada 5 kubah yang bercokol di masjid ini. Kubah utama berdiameter bawah 16 meter, tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter.

Lalu, ada 4 kubah kecil dengan diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Emas 24 karat setebal 2-3 milimeter menyelimuti kubah-kubah itu.

Emas bukan hanya terdapat di bagian kubah masjid. Relief di atas podium imam disebut berbahan emas 18 karat, dekorasi di langit-langit masjid juga begitu.

Lalu, mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 dilapisi prado atau sisa emas.

“Almarhumah (Dian meninggal pada 29 Maret 2019) bercita-cita ingin mendirikan masjid yang lebih bagus, lebih indah dari rumah beliau. Maka, dipakaikanlah emas untuk menutup kubahnya itu,” kata Karno.

“Simbol dari ‘lebih’ dari yang biasa itu kan emas. Walau rumah tinggal beliau juga bagus, tapi kalau emas konotasinya mewah kan,” ujarnya.

Karno menjelaskan, selain mewah, arsitektur Masjid Kubah Emas juga dirancang merepresentasikan beberapa filosofi agama Islam.

Ia memberi contoh, kubah yang berjumlah 5 melambangkan 5 rukun Islam, sedangkan 6 menara menyimbolkan rukun iman.

Di pintu masuk ke dalam masjid, termasuk pintu menara, seluruhnya berjumlah 17, selaras dengan jumlah rakaat pada shalat rawatib umat Islam.

Masuk ke ruang utama masjid yang konon mampu menampung 8.000 orang jemaah di masa normal, suasana kebesaran itu kian bertambah.

Langit-langit jangkung disokong oleh pilar-pilar tebal berbahan batu granit.

Atap yang tinggi, berpadu dengan aula yang amat lega, membikin diri terasa kecil. Sayup bacaan surat Al Quran merambat di antara suasana yang hening.

Cahaya menembus dari kanan-kiri lewat kaca patri warna-warni.

“Di kaki kubah utama ada 33 jendela yang menggunakan kaca patri. Setiap jendela ada 3 nama Allah. Jadi, kalau dikali, 33 ada 99 (nama Allah) atau yang disebut dengan asmaul husna,” jelas Karno.

Masjid yang megah dan indah, menurut Dian, dapat mengantarkan perasaan, menggetarkan jiwa, menggenapkan niat untuk meningkatkan iman dan takwa, serta mengingatkan manusia akan kebesaran Tuhan.

Karno mengemukakan, sejak dibangun pada April 1999 dan diresmikan pada 31 Desember 2006 ketika dipakai shalat Idul Adha berjemaah, Masjid Kubah Emas tak banyak berubah.

Belum pernah ada rehabilitasi atau renovasi total.

“Bangunannya masih seperti sejak awal, paling ada renovasi kecil-kecil untuk pengecatan atau dinding-dinding granit yang lepas,” kata Karno.

Dibangun tanpa berhitung

Uniknya, sampai sekarang tak diketahui berapa biaya yang dihabiskan Dian untuk mendirikan masjid semegah ini di lahan yang begitu luas.

“Kalau tanya biaya, mohon maaf, itu tidak bisa disebutkan ke publik. Karena jangankan saya, almarhumah saja yang mendirikan masjid itu, ketika ditanya berapa duit habisnya, tidak akan tahu, karena beliau itu istilahnya membangun masjid tidak pakai rincian,” kata Karno.

“Tidak pakai dihitung. Makanya, jumlahnya tidak ada. Jadi tidak ada yang tahu habisnya berapa.”

Menurut skripsi karya Mirza Shahrani, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2008), Masjid Kubah Emas di Depok: Fenomena Reproduksi Masjid Kawasan Timur Tengah Dalam Konteks Indonesia, Dian merupakan pengusaha asal Banten yang lahir pada 1949.

Dian seorang pengusaha. Ia punya beberapa lini bisnis, salah satunya properti yang dirintis sejak 1980.

Ia disebut lebih banyak menjalankan usaha di Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi.

“Beliau orangnya tidak mau diekspos. Jadi, istilahnya, kalau ada media atau apa, dia tidak mau. Tidak mau menonjolkan dirinya,” ucap Karno.

Masjid Kubah Emas dibangun di Depok karena ia menyukai daerah yang asri dan gemar bertanam.

Meski begitu, Dian disebut juga bisa membangun masjid berdasarkan spontanitas. Misalnya, dalam suatu lawatan, melihat ada daerah yang membutuhkan masjid. Ia memang dikenal sebagai filantropis.

“Sebelum masjid ini diresmikan, beliau punya majelis taklim yang banyak jemaahnya ada hampir 13.000-an orang. Kalau ada acara tertentu, misalkan peringatan Maulid, setiap orangnya dikasih beras, uang, dan kain baju. Satu orang berasnya 20 kilogram, duitnya Rp 50.000, sama bahan pakaian untuk baju,” Karno berkisah.

“Yang kerja di kawasan Masjid Kubah Emas itu hampir 60 persen sudah diberangkatkan ke Tanah Suci oleh beliau,” ungkapnya.

Kini, Dian sudah bersemayam di dunia yang baru, tetapi peninggalannya tetap dirayakan. Jasad Dian dikebumikan persis di area belakang Masjid Kubah Emas.

Kawasan makam yang luasnya kira-kira setengah lapangan basket itu terletak di antara lapangan hijau yang membentang.

Pusaranya bertabur bunga, dikelilingi kursi, dan masih terpasang pigura potret dirinya tepat di balik nisan.

Pengunjung Masjid Kubah Emas terkadang singgah sejenak menziarahi makam Dian.

"Beliau punya beberapa taman wakaf, tetapi beliau ingin ketika sudah dipanggil Allah ingin dimakamkan di belakang mimbar atau depan masjid sini. Ini keinginan ibu, mungkin dia ingin dekat dengan masjid dan ingin selalu dekat dengan rumah Allah," ujar Ratu Ayu Novianti, salah satu putri Dian, selepas prosesi pemakaman pada 2019 lalu.

"Beliau banyak membuat masjid di beberapa tempat, dia membangun rumah Allah di mana-mana. Kami sebagai anak-anaknya tidak boleh menghitung apa yang sudah kita keluarkan atau diberikan,” ujar Ratu menggemakan prinsip bundanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com