Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kekaisaran Sunda Nusantara, Bermarkas di Depok dan Dipimpin Seorang Panglima

Kompas.com - 07/05/2021, 15:31 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Kekaisaran Sunda Nusantara baru-baru ini menjadi sorotan pasca ditilangnya seorang pengendara mobil yang memegang Surat Kelayakan Mengemudi (SKM) dari 'negara kekaisaran' tersebut.

Ketika ditilang dan diperiksa oleh petugas kepolisian, sang pengemudi yang bernama Rusdi Karepesina mengaku sebagai jenderal dari Kekaisaran Sunda Nusantara.

Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai kekaisaran tersebut.

Baca juga: Menyambangi Markas Kekaisaran Sunda Nusantara di Depok

Bermarkas di Depok, Jawa Barat

Dikutip dari Tribun Jakarta, Kekaisaran Sunda Nusantara bermarkas di Jalan Ciliwung, Kemiri Muka, Beji, Depok.

Markas tersebut sekaligus merupakan tempat tinggal dari Alex Ahmad Nadi Ngala, pemimpin kekaisaran.

Sekilas, rumah berwarna krem tersebut tidak tampak seperti kekaisaran.

Seorang perempuan bernama Muniroh yang ditemui di lokasi mengaku bahwa ia merupakan istri dari Alex. Namun, ia enggan untuk angkat bicara mengenai Kekaisaran Sunda Nusantara.

"Iya saya istrinya (Alex). Bapak sedang keluar, tidak ada. Tidak ada dari pagi," ungkap Muniroh.

Baca juga: Kronologi Ditilangnya Pengemudi Pajero Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara, Awalnya karena Pelat Palsu

Dipimpin seorang panglima

Secara terpisah, Rusdi mengaku bahwa kekaisaran tersebut dipimpin oleh Alex yang menjabat sebagai Panglima Majelis Agung Sunda Archipelago (MASA).

"Kami itu enggak ada kaisar. Adanya Pemimpin Panglima Tertinggi MASA," kata Rusdi saat dihubungi wartawan, Kamis (6/5/2021).

Ia menyebut, kekaisaran ini memiliki jumlah anggota yang terbilang banyak. Jumlahnya bahkan ditaksir mencapai ribuan orang.

"Anggotanya banyak, bisa jadi ke situ (ribuan orang)," beber Rusdi.

Baca juga: Pria yang Mengaku Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara Gunakan Pelat Mobil Palsu, Apa Sanksinya?

Panglima mengundurkan diri

Alex yang disebut-sebut sebagai pepimpin tertinggi kekaisaran tersebut menyatakan sudah mengundurkan diri dari jabatannya sejak Rabu (5/5/2021).

"Saya mundur dari kepengurusan Sunda Nusantara," ujar Alex di kediamannya, Jumat malam.

Untuk itu, ia meminta agar perbincangan mengenai Kekaisaran Sunda Nusantara tidak lagi diperpanjang.

"Saya sudah bilang sama anak-anak, saya mundur dari kekaisaran. Saya enggak punya apa-apa," sambungnya.

Baca juga: Panglima Kekaisaran Sunda Nusantara Alex Ahmad Hadi Mundur dari Jabatannya

Tersisa tiga anggota

Menurut Alex, Kekaisaran Sunda Nusantara sudah berdiri sejak 2013 silam.

Sempat memiliki banyak anggota, kini Kekaisaran Sunda Nusantara hanya memiliki tiga anggota aktif.

Salah satunya adalah Rusdi Karepesina yang ditilang polisi Rabu lalu.

"(Anggota yang tersisa yakni) Rusdi, Rudi, sama Sarjito," papar Alex.

Baca juga: Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Pengemudi Pajero yang Mengaku Warga Kekaisaran Sunda Nusantara

Dijadikan bahan tertawaan

Adik ipar dari Alex, Jayadi, mengatakan beberapa orang kerap terlihat berkumpul di kediaman kakak iparnya. Namun, jumlahnya tidak pernah melebihi dari 10 orang.

"Beberapa kali aja sih datang suka kumpul, sebentar nanti pergi lagi," ujarnya.

Menurut Jayadi, 'pengikut' Alex berasal dari luar kota Depok. Sementara warga Depok atau tetangga-tetangganya tidak ada yang mau menjadi pengikut Alex.

"Kita mah pada ketawain aja, dibilang pengkhayal gitu aja," imbuhnya.

(Penulis: Vitorio Mantalean, Tria Sutrisna / Editor: Sandro Gatra, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com