Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pangdam Jaya Bertekad Tumpas "Mata Elang" Debt Collector yang Mengarah Premanisme...

Kompas.com - 11/05/2021, 07:22 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim gabungan Polres Jakarta Utara, Unit Reserse Kriminal Polsek Koja, dan Kodim 0502 menangkap 11 debt collector atau mata elang yang coba merampas mobil di Kelurahan Semper, Jakarta Utara, Kamis (6/5/2021).

Saat kejadian percobaan perampasan, mobil tersebut tengah dikendarai anggota TNI, tepatnya Babinsa Sersan Dua (Serda) Nurhadi yang sedang mengantar orang sakit.

Baca juga: Polisi: Debt Collector Harus Punya SPPI dan Surat Kuasa Saat Tarik Kendaraan Warga

Adapun penangkapan tersebut terjadi pada Minggu (9/5/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.

Polisi pun menjerat para tersangka dengan Pasal 335 ayat (1) dan Pasal 53 Jo 365 KUHP soal Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Angkatan Darat Dudung Abdurachman lantas angkat bicara mengenai peristiwa yang melibatkan anggotanya.

Serda Nurhadi menolong pemilik mobil

Dudung menceritakan kronologi kejadian dugaan perampasan mobil oleh para debt collector.

Ia menjelaskan, awalnya Serda Nurhadi mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada kemacetan di salah satu jalan di Kelurahan Semper, sekitar pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Ribuan Pemudik Pakai Motor Kembali Lolos Penyekatan di Pos Kedungwaringin

"Kemudian ada laporan lagi bahwa ada masyarakat yang ribut dengan debt collector," kata Dudung saat ditemui di Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).

Para anggota mata elang itu diketahui cekcok dengan pemilik mobil Honda Mobilio bernama Naras.

Serda Nurhadi lantas mendatangi lokasi dan mencoba berdialog dengan debt collector.

Sampai di lokasi, Serda Nurhadi menyadari ada orang tua yang sakit dan anak-anak menangis di dalam mobil tersebut.

"Atas informasi tersebut, maka Serda Nurhadi datang ke lokasi, kemudian berdialog dengan debt collector. Kemudian Serda Nurhadi melihat ada di dalam mobil anak-anak menangis dan ada orang tua yang kesakitan," urai Dudung.

Mengetahui bahwa Naras dan keluarganya hendak menuju rumah sakit untuk pengobatan, Serda Nurhadi pun berinisiatif mengambil alih kendaraan dan mengantar keluarga pemilik mobil.

Baca juga: Pos Penyekatan Kedungwaringin Dibuka, Dirlantas: Kita Berlakukan Diskresi Supaya Tak Terjadi Kerumunan

Sebab, ia ingin mengurai kemacetan yang sedang terjadi di lokasi.

Ketika telah mengambil alih kemudi, Naras mengarahkan Serda Nurhadi ke jalan Tol Koja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com