Ibu Trio sempat menawarkan obat analgesik, tetapi Trio menolak lantaran takut.
"Pagi (keesokan) harinya, dia bangun, sahur, dan minta dibuatkan teh. Dia berinteraksi dengan keluarga, bahwa kepalanya makin sakit," ujar Viki.
Trio sempat meminta adiknya untuk memijat. Namun, demamnya semakin tinggi.
"Sampai dia mengalami syok. Kemudian dia langsung jatuh dan dibawa ke rumah sakit," kata Viki.
Saat mengetahui Trio baru saja divaksin, pihak rumah sakit sempat menyarankan keluarga agar membawa Trio ke rumah sakit yang lebih besar.
"Tetapi, dengan kondisi itu tidak memungkinkan, sudah panik," ujar Viki.
Akhirnya, ada dokter yang memeriksa denyut nadi dan mata Trio.
"Ditempel alat dan dinyatakan adik saya sudah meninggal dunia. Tepatnya pukul 12.30 WIB, hari Kamis," kata Viki.
Viki mengatakan, Trio tampak bugar dan sehat satu minggu sebelum disuntik vaksin.
"Jangankan seminggu sebelum vaksin, dua bulan sebelumnya juga sehat walafiat," kata Viki.
Viki menyebutkan, Trio juga tidak memiliki penyakit bawaan.
"Saya tegaskan tidak ada. Kalau luka fisik ada pas kecil kesiram air teh di kulit," ujar Viki.
"Riwayat penyakit paling flu, radang tenggorokan, paling parah gejala tipus," lanjutnya.
Kendati demikian, Viki mengakui, Trio terkadang sering pulang malam karena pekerjaan.
"Karena dia pekerja lapangan, terkadang dia pulang malam. Oleh sebab itu, saya menanyakan, sebelum divaksin, apa tidak dicek dulu tekanan darahnya?" tanya Viki.
"Kalau alasannya kecapekan ya, atau kurang tidur ya," imbuh dia.
Viki berharap kepada pihak berwenang bisa mengusut tuntas kematian adiknya.
Kasus ini, kata Viki, sudah dilaporkan ke Komnas KIPI sejak Kamis pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.