TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 3.474 penumpang penerbangan domestik berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada hari ketujuh larangan mudik Lebaran 2021, Rabu (12/5/2021).
Seperti diketahui, pemerintah melarang mudik Lebaran mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021.
"Rencana penerbangan pada tanggal 12 Mei 2021, ada sekitar 3.474 penumpang pesawat domestik," ujar Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta M Holik Muwardi, melalui pesan singkat, Rabu.
Baca juga: Tinjau Bandara Soekarno-Hatta, Puan Minta Deteksi Covid-19 Diperketat
Menurut Holik, seluruh penumpang yang berangkat telah memenuhi syarat sesuai Surat Edaran (SE) Nomor 13 tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri dan Upaya Pengendalian Covid-19 Selama Ramadhan.
Pelaku perjalanan transportasi udara wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes PCR atau rapid test antigen atau tes GeNose C19 yang sampelnya diambil maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan.
"Penerbangan domestik dari sini menggunakan dua maskapi, Air Asia dan Garuda Indonesia," ujar Holik.
Baca juga: Kapolri Minta Bandara Soekarno-Hatta Tingkatkan Pengawasan terhadap WNA dan WNI yang Masuk
Pada hari yang sama, tercatat 2.184 penumpang penerbangan domestik yang tiba di bandara Soekarno-Hatta.
"Pesawat yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta ada sekitar 37 penerbangan yang mengangkut total 2.184 orang," tutur dia.
Holik menambahkan, setidaknya ada 499 penumpang yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju mancanegara.
Selain itu, Holik mengatakan, pada hari pertama Idul Fitri, Kamis (13/5/2021), akan ada penyesuaian jam operasional Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, ia belum bisa memastikan secara detail mengenai penyesuaian tersebut.
"Untuk itu, kami belum dapat konfirmasi," tuturnya.
Baca juga: Cek Larangan Mudik, Kapolri Bakal Tinjau Bandara Soekarno-Hatta hingga Terminal
Selama masa larangan mudik Lebaran 2021, perjalanan hanya diperbolehkan bagi mereka yang masuk kategori pengecualian, yakni:
- Orang yang melakukan perjalanan dinas
- Kunjungan keluarga sakit