"Ini termasuk extraordinary crime, kejahatan luar biasa, maka perlu pembuktian yang kuat biar sesegera mungkin menangkap pelaku serta menahannya," sambungnya.
Bukti dan keterangan dalam kasus ini bukannya tidak kuat sehingga AT belum diringkus. Lambannya penanganan kasus membuat ayah korban, D (43), berang.
"Saya sendiri tanda tanya kinerja pihak kepolisian. Memang dari awal pihak kepolisian sudah bilang ini cukup kuat dalam laporannya dan juga sudah lengkap," kata D kepada wartawan, Selasa (18/5/2021).
"Saksi ada lima orang yang sudah kita berikan. Kalau memang Polres Metro Bekasi Kota masih (merasa) kurang saksi, akan saya berikan kembali. Kalau dibilang kurang, kata orang penyidik tidak, karena sudah kuat laporannya," jelasnya.
"Saya sendiri bingung, apa yang kurang dari saya coba? Semuanya sudah saya berikan mulai dari surat laporan, keterangan korban, keterangan saksi-saksi, bukti visum, barang bukti pakaian sudah saya serahkan," kata D lagi.
D mengaku siap memberikan sampai 10 orang saksi sekalipun. Ia telah mewanti-wanti polisi agar segera memanggil dan menahan AT.
Jika tidak segera, menurutnya, AT berpotensi melarikan diri.
"Kalau sudah kayak gini menjadi dilema dari pihak korban dan tanda tanya besar ke pihak kepolisian. Sudah terbukti, pelaku tidak ada di tempat sampai saat ini," imbuhnya.
Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi, Mini, yang memantau dan mendampingi korban, juga berujar soal gelapnya perkembangan penyelidikan oleh polisi.
"Akhir April, saya minta kabar bagaimana, dijawab, 'Iya, Bu, siap, nanti dikabarin'. Tapi, sampai sekarang belum dikabari," kata Mini kepada Kompas.com, Selasa.
D mengaku kecewa berat.
"Kalau kemarin sedikit kecewa karena lambatnya penanganan pihak kepolisian, kalau untuk saat ini luar biasa kecewa ke pihak kepolisian, Polres Metro Bekasi Kota," ujar dia.
"Ini mempermainkan proses laporan dan proses masih menggantung sampai saat ini."
D bahkan mewanti-wanti bahwa dirinya siap "mendahului pihak kepolisian" jika kasus terus-menerus digantung seperti ini.
"Seperti apa nanti lihat ke depannya, apakah saya blow up foto pelaku nantinya dan siapa siapa saja keluarga sana yang menyembunyikan pelaku?" ungkapnya.
"Saya akan membuka semuanya. Biar masyarakat mengetahui kebenaran dan keadilan ini untuk siapa," tambah D.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.