Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika JLNT Casablanca Dilarang Dilintasi Motor karena Terlalu Tinggi, tapi Diujicobakan untuk Road Bike...

Kompas.com - 22/05/2021, 14:29 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta akan melaksanakan uji coba road bike jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Minggu (23/5/2021).

Menurut siaran pers dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, uji coba di jalan yang juga dikenal bernama JLNT Casablanca itu akan berlangsung pada pukul 05.00 hingga 08.00 WIB.

Baca juga: Pengakuan Anak Anggota DPRD Bekasi: Tak Pernah Jual dan Sekap Korban, Saling Sayang tapi Bukan Pacaran

"Pelaksanaan uji coba kegiatan road bike di ruas Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang pada hari Minggu tanggal 23 Mei pukul 05.00 sampai dengan 08.00," begitu bunyi siaran pers tersebut.

Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo menjelaskan, akan ada penerapan rekayasa lalu lintas guna menunjang uji coba tersebut.

Dia pun mengimbau agar para pengguna jalan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan.

"Kami mengimbau para pengguna jalan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan. Tetap patuhi rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan, dan utamakan keselamatan selama di jalan," pungkas Syafrin.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta: Warga Beringas Jarah Toko, Aparat Turun dari Helikopter Tembaki Penjarah

JLNT khusus mobil karena angin kencang

Gubernur DKI kala itu, Joko Widodo, menyatakan JLN Casablanca hanya diperuntukkan untuk pengendara mobil.

Dia pun berpesan kepada para pengendara selain agar tidak melalui jalan layang yang membentang dari di atas Jalan Casablanca, Dr Satrio, dan Mas Mansyur tersebut.

"Motor tidak boleh melalui jalan layang ini karena berbahaya," ujar Jokowi usai meresmikan JLNT Casablanca, Senin (30/12/2013), dikutip dari WartaKotalive.

JLNT sepanjang 2,3 km tersebut dibangun dengan ketinggian mencapai 18 meter dari permukaan tanah.

Menurut Jokowi, ketinggian tersebut menyebabkan angin semakin kencang sehingga berbahaya bagi pemotor.

"Kalau mencapai ketinggian ini, angin semakin kencang. Nah, itu berbahaya bagi pemotor," jelasnya.

Baca juga: Munculnya Klaster Libur Lebaran: 80 Orang 1 RT di Cilangkap hingga 35 Warga di Perumahan Bogor Positif Covid-19

Sementara itu, Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar juga menegaskan, pemotor dan pesepeda dilarang melintasi JLNT itu.

"Motor yang melintas di jalan layang non tol kami lakukan penindakan karena motor dan pesepeda dilarang melintas, nanti untuk pesepeda juga kami berikan imbauan," kata Fahri (26/7/2020), dilansir dari Wartakotalive.

Struktur jalanan tak rata

Seorang warga Pondok Bambu, Jakarta Timur, E, mengaku pernah melewati JLNT Casablanca saat menumpangi ojek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com