Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesepeda Road Bike Meninggal Diduga Serangan Jantung, Ditemukan Duduk Bersandar ke Tembok

Kompas.com - 23/05/2021, 12:47 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - John (62), pesepeda road bike yang meninggal dunia saat melintas di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta ditemukan seorang diri pada Minggu (23/5/2021) pagi.

Ia terduduk bersandar ke tembok dengan kaki berselonjor di pinggir JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Rudy Saptari mengatakan, saat ditemukan, John tidak sedang bersama pesepeda road bike lainnya.

“Kebetulan yang mengantarkan (John) ada salah satu (pesepeda). Waktu kejadian ada di situ (JLNT) dan masih ada hubungan keluarga jadi pas ditemukan sendiri, tidak ada rekan yang lain,” ujar Rudy.

Baca juga: Keluarga Sebut Pesepeda yang Meninggal di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang Berpengalaman Road Bike

Pesepeda itu kemudian melaporkan kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Dinas Perhubungan kemudian mengirimkan ambulans untuk mengecek kondisi John.

John kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat. John diduga meninggal karena serangan jantung.

“Diduga seperti itu (terkena serangan jantung). Keluarganya juga mengaminkan punya riwayat jantung,” ujar Rudy.

John memang memiliki riwayat penyakit jantung. Rudy mengatakan, John pernah dipasang ring di jantungnya 15 tahun yang lalu.

John disebut berpengalaman naik sepeda road bike. Setiap hari John bersepeda naik road bike.

“Beliau rutin (bersepeda). Dari pihak keluarga menyampaikan beliau rutin setiap hari naik sepeda,” ujar Rudy.

Baca juga: Diduga Kena Serangan Jantung, Pesepeda Meninggal di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang

Rudy menambahkan, John rutin bersepeda dilihat dari riwayat jarak yang ditempuh berdasarkan aplikasi Garmin di sepeda.

John diduga kelelahan saat bersepeda di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang.

Detak jantung John, lanjut Rudy, cukup tinggi jika dilihat dari aplikasi yang dibawa.

“Dari dokter diduga kecapaian karena dilihat dari (aplikasi) Garmin-nya itu yang di pencetan sepeda itu detak jantung almarhum tinggi, 180,” ujar Rudy.

“Kalau kita orang normal 75 kan, 100 aja udah deg-degan. Beliau 180 mungkin kecapean kemudian ada riwayat jantung,” tambah Rudy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com