TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, tak sepakat dengan rencana Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan relokasi untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut.
Tyas (27), warga Pondok Maharta, mengatakan bahwa rencana relokasi tersebut dinilai tidak tepat dan berpotensi merugikan warga.
"Enggak tepat kalau relokasi. Mengingat kami ini kan lokasinya strategis, sayang aja kalau harus direlokasi misalnya ke rumah susun atau tempat lain," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (25/5/2021).
Baca juga: Atasi Banjir, Pemkot Tangsel Berencana Relokasi Warga Pondok Maharta dan Kampung Bulak
Menurut dia, pemerintah kota seharusnya memikirkan rencana jangka pendek untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di kawasan perumahan tersebut.
Sebab, penanganan banjir yang selama ini dilakukan terbilang lambat dan tidak ada upaya antisipasi.
"Lambat banget, baru datang itu kalau sudah viral, di-posting ke medsos, baru kelihatan," kata Tyas.
"Kemarin itu seminggu tiga kali, di lingkungan saya kebanyakan orang tua sampai lelah. Trauma juga jadinya, aduh harus berbenah lagi, itu kan capek banget," sambungnya.
Baca juga: Kontroversi TGUPP Era Anies, Jumlah Anggota Membengkak dan Digaji Menggunakan APBD
Hal senada diungkapkan oleh Ketua RT 005 RW 009 Pondok Maharta Wahyu Riadi.
Wahyu menyebutkan, sebagian warganya menolak setelah mengetahui informasi mengenai rencana relokasi tersebut.
"Untuk relokasi itu ada beberapa warga yang sangat menolak, tapi itu belum semua warga kami mintakan pendapatnya," kata Wahyu.
Menurut dia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan seharusnya memikirkan solusi jangka pendek dalam mengatasi masalah banjir di kawasan permukiman Pondok Maharta.
Salah satunya dengan membangun pintu air di setiap saluran air agar bisa ditutup ketika air di Kali Sarua yang melintasi perumahan tersebut mulai penuh.
Baca juga: Sandi Pembongkar Dugaan Korupsi Damkar Depok Mengaku Ditawari Uang oleh Bendahara
Selain itu, lanjut Wahyu, jumlah mesin pompa air di Perumahan Pondok Maharta juga harus ditambah.
Sehingga, ketika air mulai menggenangi jalan, air bisa langsung disedot dan dibuang ke Kali Serua.
"Tapi kan solusi jangka panjang itu kebijakannya Pemkot. Kami sebagai warga minta solusi jangka pendek. Ini harus gerak cepat karena kan hujan turun 15 menit 30 menit banjir," ungkap Wahyu.