Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pondok Maharta Tolak Direlokasi demi Atasi Banjir di Wilayahnya

Kompas.com - 25/05/2021, 18:42 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, tak sepakat dengan rencana Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan relokasi untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut.

Tyas (27), warga Pondok Maharta, mengatakan bahwa rencana relokasi tersebut dinilai tidak tepat dan berpotensi merugikan warga.

"Enggak tepat kalau relokasi. Mengingat kami ini kan lokasinya strategis, sayang aja kalau harus direlokasi misalnya ke rumah susun atau tempat lain," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (25/5/2021).

Baca juga: Atasi Banjir, Pemkot Tangsel Berencana Relokasi Warga Pondok Maharta dan Kampung Bulak

Menurut dia, pemerintah kota seharusnya memikirkan rencana jangka pendek untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di kawasan perumahan tersebut.

Sebab, penanganan banjir yang selama ini dilakukan terbilang lambat dan tidak ada upaya antisipasi.

"Lambat banget, baru datang itu kalau sudah viral, di-posting ke medsos, baru kelihatan," kata Tyas.

"Kemarin itu seminggu tiga kali, di lingkungan saya kebanyakan orang tua sampai lelah. Trauma juga jadinya, aduh harus berbenah lagi, itu kan capek banget," sambungnya.

Baca juga: Kontroversi TGUPP Era Anies, Jumlah Anggota Membengkak dan Digaji Menggunakan APBD

Hal senada diungkapkan oleh Ketua RT 005 RW 009 Pondok Maharta Wahyu Riadi.

Wahyu menyebutkan, sebagian warganya menolak setelah mengetahui informasi mengenai rencana relokasi tersebut.

"Untuk relokasi itu ada beberapa warga yang sangat menolak, tapi itu belum semua warga kami mintakan pendapatnya," kata Wahyu.

Menurut dia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan seharusnya memikirkan solusi jangka pendek dalam mengatasi masalah banjir di kawasan permukiman Pondok Maharta.

Salah satunya dengan membangun pintu air di setiap saluran air agar bisa ditutup ketika air di Kali Sarua yang melintasi perumahan tersebut mulai penuh.

Baca juga: Sandi Pembongkar Dugaan Korupsi Damkar Depok Mengaku Ditawari Uang oleh Bendahara

Selain itu, lanjut Wahyu, jumlah mesin pompa air di Perumahan Pondok Maharta juga harus ditambah.

Sehingga, ketika air mulai menggenangi jalan, air bisa langsung disedot dan dibuang ke Kali Serua.

"Tapi kan solusi jangka panjang itu kebijakannya Pemkot. Kami sebagai warga minta solusi jangka pendek. Ini harus gerak cepat karena kan hujan turun 15 menit 30 menit banjir," ungkap Wahyu.

Sementara itu, Aming, Ketua RT 006 RW 009 Pondok Maharta, mengatakan, rencana relokasi warga untuk membangun tandon dalam rangka penanganan banjir tidak serta merta dilakukan.

Menurut dia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus terlebih dahulu melakukan kajian panjang mengenai dampak dari pembangunan tandon tersebut.

"Jadi yang harus dipikirkan dulu solusi jangka pendeknya. Kalau tandon itu solusi jangka panjang, perlu kajian yang panjang juga enggak bisa sembarangan," kata Aming.

Baca juga: Guru SD Jaksel Pembuat Konten SARA Belum Diberi Sanksi

Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana meminta lahan ke pengembang untuk merelokasi sejumlah warga Perumahan Pondok Maharta dan Kampung Bulak, Pondok Aren.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengubah sebagian kawasan permukiman menjadi tandon guna mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebut.

"Strategi jangka panjang di Pondok Maharta, kami lagi mintakan lahan ke pemilik lahan, Jaya Real Property (JRP)," ujar Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Senin (24/5/2021).

Nantinya, kata Benyamin, lahan tersebut diperuntukan bagi sejumlah warga yang lahannya dibebaskan untuk dibangun tandor air.

Baca juga: Fakta Korupsi Dana BOP Rp 7,8 Miliar, Digunakan untuk Beli Villa dan Memberi Guru Honor Tambahan

Sebab, berdasarkan hasil kajian, terdapat sejumlah rumah yang berada di daerah cekungan sehingga kerap terdampak banjir.

"Yang daerah cekungan yang biasa banjir itu kami jadian tandon. Warganya mungkin pindah ke lokasi yang disiapkan oleh JRP, direlokasi," ungkap Benyamin.

Benyamin berpandangan, rencana tersebut dianggap sebagai solusi mencegah banjir yang selalu terjadi di Perumahan Pondok Maharta dan Kampung Bulak.

Namun, dia tidak menjelaskan rencana jangka pendek yang akan dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengantisipasi banjir di kawasan tersebut.

"Perlu partisipasi dari warga itu sendiri, kalau warga tidak mau tidak akan selesai. Lahan itu kami lagi mintakan ke pengembang, kami harap warga tidak diberatkan," kata Benyamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com