TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga Perumahan Pondok Maharta tak sepakat dengan rencana relokasi yang dipersiapkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengatasi banjir.
Mereka meminta pemerintah kota untuk terlebih dahulu memikirkan solusi jangka pendek dalam menangani banjir yang kerap melanda kawasan pemukiman tersebut.
"Kami sebagai warga minta solusi jangka pendek. Ini harus gerak cepat, karena kan hujan turun 15 menit 30 menit banjir," ujar Ketua RT 5 RW 9 Pondok Maharta Wahyu Riadi saat diwawancarai, Selasa (25/5/2021).
Menurut Wahyu, dia bersama warga dan pengurus lingkungan telah menawarkan sejumlah solusi jangka pendek untuk meminimalkan terjadinya banjir.
Baca juga: Atasi Banjir, Pemkot Tangsel Berencana Relokasi Warga Pondok Maharta dan Kampung Bulak
Salah satunya dengan memperbesar saluran air dan memasang pintu air yang dapat ditutup ketika volume Kali Sarua mulai penuh.
"Pertama mungkin dibuat pintu air atau pintu tabok di saluran air. Jadi kalau kali sudah mulai penuh bisa ditutup," tutur Wahyu.
Setelah itu, kata Wahyu, diperlukan penambahan pompa air di lokasi untuk mempercepat proses penyedotan air ketika mulai menggenangi kawasan pemukiman.
"Sekarang ini cuma ada satu. Jadi ada fungsinya tapi belum maksimal," sambungnya.
Ketua RT 07 RW 09 Pondok Maharta, Wage Rolyantoro mengatakan, terdapat 3 RW di Pondok Maharta yang kerap terdampak banjir.
Dia berpandangan dibutuhkan paling sedikit 12 pompa untuk menyedot air ketika mulai menggenangi kawasan pemukiman.
"Idealnya enam pompa, itu di wilayah RW 09 saja. Mungkin untuk tiga RW itu minimal 12 pompa lah," kata Wage.
"Kalau sudah ada itu minimal banjir di jalan saja paling. Enggak masuk ke rumah," sambungnya.
Baca juga: Warga Pondok Maharta Tolak Direlokasi demi Atasi Banjir di Wilayahnya
Menurut Wage, solusi jangka pendek lebih penting untuk dipikirkan, mengingat tak semua warga bisa menyetujui dengan rencana relokasi tersebut.
"Jadi kalau mau solusi jangka panjang relokasi, yaitu, Pemkot harus memikirkan ganti untung buat warga yang ada disini," pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana meminta lahan ke pengembang untuk merelokasi sejumlah warga perumahan Pondok Maharta dan Kampung Bulak, Pondok Aren.
Langkah tersebut dilakukan untuk mengubah sebagian kawasan permukiman menjadi tandon guna mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebut.
"Strategi jangka panjang di Pondok Maharta, kami lagi mintakan lahan ke pemilik lahan, Jaya Real Property (JRP)," ujar Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Senin (24/5/2021).
Nantinya, kata Benyamin, lahan tersebut diperuntukan bagi sejumlah warga yang lahannya dibebaskan untuk dibangun tandor air.
Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Perumahan Pondok Maharta Tangsel Terendam Banjir
Sebab, berdasarkan hasil kajian, terdapat sejumlah rumah yang berada di daerah cekungan sehingga kerap terdampak banjir.
"Yang daerah cekungan yang biasa banjir itu kami jadian tandon. Warganya mungkin pindah ke lokasi yang disiapkan oleh JRP, direlokasi," ungkap Benyamin.
Benyamin berpandangan, rencana tersebut dianggap sebagai solusi mencegah banjir yang selalu terjadi di Perumahan Pondok Maharta dan Kampung Bulak.
Namun, dia tidak menjelaskan rencana jangka pendek yang akan dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengantisipasi banjir di kawasan tersebut.
"Perlu partisipasi dari warga itu sendiri, kalau warga tidak mau tidak akan selesai. Lahan itu kami lagi mintakan ke pengembang, kami harap warga tidak diberatkan," kata Benyamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.