JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, terus bertambah setelah libur Lebaran.
Kenaikan jumlah pasien mencapai 100 persen dalam waktu kurang dari dua pekan.
Catatan Kompas.com, pada Selasa (18/5/2021) pekan lalu, hanya ada 900 pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet.
Tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) hanya di angka 15,02 persen.
Namun, jumlah pasien terus bertambah setiap harinya akibat pasien masuk lebih banyak ketimbang pasien keluar.
Baca juga: Heboh Nilai E untuk Jakarta dalam Tangani Covid-19 yang Berujung Permintaan Maaf Menkes
Sampai Sabtu (29/5/2021) hari ini, jumlah pasien belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Berdasarkan data terbaru pada pukul 08.00 WIB pagi ini, jumlah pasien sudah mencapai 1.925.
"Jumlahnya bertambah 151 orang dari hari kemarin. Semula 1.774 menjadi 1.925 orang," kata Humas RS Wisma Atlet Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Sabtu pagi.
Dengan jumlah itu, artinya pasien di RS Wisma Atlet Kemayoran sudah naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan data per Selasa pekan lalu.
Ada kenaikan 100 persen lebih dalam waktu 11 hari.
Tingkat keterisian RS Wisma Atlet kini mencapai 32,1 persen. Dari 5994 tempat tidur yang tersedia, lebih dari seperempatnya telah terisi.
Koordinator RS Wisma Atlet Mayor Jenderal dr Tugas Ratmono mengakui bahwa kenaikan pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet disumbang dari klaster pemudik yang baru kembali ke ibu kota.
"Tentunya ini arus mudik memberi kontribusi peningkatan pasien di Wisma Atlet. Dari cek poin pemeriksaan dilaporkan disana ada yang positif dari hasil, langsung dikirim kesini," ujar Tugas saat diwawancarai di RS Wisma Atlet beberapa hari lalu.
Baca juga: Tingkat Hunian di RSDC Wisma Atlet Meningkat 11,97 Persen
Selain klaster pemudik, ada sumbangan signifikan dari klaster keluarga.
Tugas mengingatkan bahwa RS Wisma Atlet bisa penuh pasien jika masyarakat tidak patuh pada protokol kesehatan. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak lengah.
"Ini yang kita harus jaga. Kalau di luar sana tidak mencegah, RS bisa dipenuhi pasien. Ini penting kita harus terus memakai masker jaga jarak, cuci tangan, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.