JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, ada kemungkinan klaster RT 003 RW 003 Kelurahan Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, disebabkan oleh varian baru corona asal India.
"Ya betul (kemunginan) karena kan gitu, kasus yang cepat itu kok klasternya cepat banget. Kan bagian yang menjadi kewaspadaan kita jangan-jangan (benar varian India), sehingga diperiksa," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/5/2021).
Dwi menjelaskan, klaster Cilangkap merupakan salah satu klaster yang diperiksa menggunakan metode Whole Genome Sequencing (WGS).
Baca juga: Akibat Klaster Lebaran, Cilangkap Jadi Kelurahan Tertinggi Kasus Covid-19 Aktif di Jakarta
Metode tersebut bisa mendeteksi varian apa yang menjangkit 104 warga RT 003.
"Iya (termasuk yang diperiksa)," tutur Dwi.
Namun, untuk proses pemeriksaan, Dwi mengatakan, pihaknya menyerahkan seluruhnya ke laboratorium yang menangani pemeriksaan dengan metode WGS.
Saat ini di Jakarta, kata Dwi, hanya ada dua laboratorium yang memegang kewenangan untuk pemeriksaan WGS, yaitu Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Laboratorium Eijkman.
Dwi mengatakan, deteksi varian baru Covid-19 sangat penting. Namun, lebih penting lagi penanganan apabila terpapar Covid-19.
Dia menjelaskan, apa pun variannya, jika seseorang dinyatakan positif Covid-19, tindakan isolasi dan treatment-nya sama.
Baca juga: UPDATE Klaster Covid-19 dalam Satu RT di Cilangkap, 24 Warga Sembuh
Tujuannya untuk penyembuhan pasien dan agar virus tak menyebar luas.
"Karena setiap kasus kan tidak melakukan Whole Genome Sequencing pada semua orang yang dites (PCR), itu genome sequencing tujuannya pemetaan," kata Dwi.
Adapun enam kriteria kasus yang diberlakukan tes Whole Genome Squencing, yaitu:
1. Klaster luas komunitas seperti yang terjadi di Cilangkap
2. Penyintas yang kembali positif
3. Sesudah divaksin seperti kasus WNI Jakarta yang diketahui terpapar varian India