Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Jembatan Besi, Pintu Rumah Sempat Terhalang dan Khawatir Kebanjiran gara-gara Proyek Saluran

Kompas.com - 04/06/2021, 08:56 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RW 010 Jalan Jembatan Besi XII, Tambora, Jakarta Barat, mengeluhkan proyek pemasangan saluran air atau u-ditch di lingkungannya.

Pengerjaan proyek tersebut membuat akses pintu rumah warga terhalang, salah satunya rumah warga bernama Agung Rahadian.

"Awalnya, tiba-tiba ada galian drainase, warga sekitar tidak tahu apa-apa. Setelah galian, akses pintu rumah saya tidak bisa dibuka, sebab pemasangan u-ditch jauh lebih tinggi dari permukaan rumah maupun jalan," ujar Agung saat ditemui di rumahnya, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Di Balik Rumah di Tengah Jalan Raya Batuceper: Pernah Ditabrak, Tak Digusur karena Sengketa Tanah

Agung berujar, permasalahan proyek drainase menghalangi pintu rumah warga itu kini sudah selesai.

Namun, ada masalah lain yang membuat warga khawatir.

"Masalah pintu sudah, sekarang kami khawatir akan terjadinya banjir akibat drainase ini," kata dia.

Agung menjelaskan, proyek drainase tersebut hanya dikerjakan di lima RW, yakni RW 002, RW 003, RW 007, RW 008, dan RW 009 Kelurahan Jembatan Besi.

Lima wilayah ini termasuk dalam Program Prioritas Penataan Kawasan Kampung Kumuh Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Barat.

"Yang menjadi masalah, di antara RW 009 dan RW 008 itu ada RW 010. Wilayah RW ini dibatasi dengan jalan gang yang di kanan kirinya memiliki drainase. Yang satu ditinggikan, tapi yang satunya tidak," kata Agung, warga RW 010 yang juga memiliki rumah di RW 009.

Baca juga: Kisah tentang Rumah yang Berdiri di Tengah Jalan Raya di Batuceper, Bagaimana Bisa Terjadi?

"Kalau begini, saat hujan besar, air akan mengalir semua ke drainase yang di bawah. Ini nantinya bisa menimbulkan kebanjiran di titik-titik rendah, termasuk juga sejumlah gang yang terkepung oleh garis proyek tersebut," lanjut dia.

Selain itu, ujar Agung, ancaman banjir semakin menghantui lantaran ia mendengar rencana lanjutan proyek tersebut yaitu meninggikan permukaan jalan.

Jika proyek itu berjalanan, posisi drainase lama dan sejumlah rumah warga semakin rendah dibandingkan proyek tersebut.

"Tadi hujan sebentar saja, volume air di drainase bawah sudah tinggi, gimana kalau hujan lama. Padahal, selama 10 tahun terakhir, wilayah permukiman ini tidak pernah kedatangan banjir," tutur Agung.

Baca juga: Mobil Fortuner Tabrak Gerobak Sate di Blok A, Korban: Anak Saya Nangis, Dia Kejang

Pemilik usaha sewa tenda ini menjelaskan, pengerjaan drainase di Gang ACD, yang membatasi wilayah RW 009 dan RW 010, juga memiliki kesenjangan permukaan yang cukup tinggi antara u-ditch dengan jalan.

"Di depan gang, permukaannya rata dengan jalan, tapi ke belakang itu timpang. Kesenjangannya sekitar 25-30 cm antara permukaan u-ditch dengan jalanan," jelas dia.

Agung dan sejumlah warga telah mengadukan persoalan di lingkungan rumah mereka kepada pemerintah terkait.

Agung juga membagikan keluhannya soal proyek drainase tersebut di media sosial. Unggahan potret galian got di depan rumahnya pun sempat ramai dibicarakan warganet.

Kompas.com berupaya mengonfirmasi hal ini ke Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Barat.

Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com