Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Pencurian 7 Ekor Kambing di Serpong Bermodus Sembelih Ditempat

Kompas.com - 08/06/2021, 17:53 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi masih menyelidiki kasus hilangnya tujuh ekor kambing milik warga di Kampung Jati, Buaran, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Senin (7/5/2021).

Hewan ternak tersebut diduga dicuri dengan modus menyembelihnya di lokasi pencurian dan hanya mengambil jeroannya saja.

"Identitas pelaku belum (diketahui), masih lidik kami," ujar Kanitreskrim Polsek Serpong Iptu Djoko Aprianto saat dikonfirmasi, Selasa (7/6/2021).

Baca juga: 7 Kambing Hilang Misterius di Kampung Jati Serpong, Tersisa Jeroan di Dalam Kandang

Djoko menjelaskan, polisi belum dapat mengindentifikasi terduga pelaku pencurian hewan tersebut lantaran minimnya petunjuk dari lokasi kejadian.

Saat ini, kepolisian masih mendalami kasus tersebut dengan mencari saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian untuk dimintai keterangan terkait pencurian itu.

"Belum ada petunjuk, masih kami dalami cari saksi-saksi dulu," pungkasnya.

Sebanyak tujuh ekor kambing milik warga di Kampung Jati, Serpong, Tangerang Selatan, hilang secara misterius dan kasus itu menggegerkan warga sekitar, Senin kemarin.

Pasalnya, hewan-hewan tersebut hilang dan hanya tersisa isi perut atau jeroan di dalam kandang.

Pemilik kambing, Suhendar (37) mengatakan , peristiwa pencurian itu baru diketahui pada Senin pagi, ketika orangtua Suhendar menjemur pakaian di dekat kandang.

Saat itu, dia melihat kandang kambingnya sudah kosong.

"Kami engehnya jam 06.30 WIB-an. Jadi ibu saya lagi jemur pakaian sudah pada enggak ada," ujar Suhendar saat diwawancarai, Senin malam

Sang ibu kemudian memanggil Suhendar untuk memeriksa bagian dalam kandang. Saat diperiksa dia mendapati darah beserta jeroan hewan yang berserakan.

Dari 11 ekor kambing yang dipeliharanya, tujuh ekor di antaranya hilang. Hanya tersisa empat ekor anak kambing .

"Totalnya kalau kami lihat dari isi perutnya itu sekitar tujuh kambing, karena total kami ada 11, disisain empat yang anak-anaknya saja," kata Suhendar.

Suhendar menyebut, kerugian yang dialami keluarganya akibat peristiwa tersebut berkisar Rp 21 Juta.

Dia berencana menjual satu ekor kambing seharga Rp 3-5 juta menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.

"Kalau kami pukul rata saja, kami ambil saja Rp 3 jutaan saja, kalau dikali tujuh sekitar Rp 21 juta. Itu harga terendah yak," kata Suhendar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com