Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Dua Klaster Covid-19, Begini Cara Pemkot Tangerang Tangani Penyebaran Virusnya

Kompas.com - 09/06/2021, 06:01 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Klaster Covid-19 dengan total 77 orang terpapar virus corona muncul di dua kelurahan yang berbeda di Kota Tangerang.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyiapkan beberapa skema untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di kota tersebut.

Klaster pertama muncul di RT01/RW03 dan RT03/RW03, Kelurahan Gendasari, Jatiuwung, Kota Tangerang, dengan total 47 orang terpapar Covid-19.

Sedangkan, 30 orang terpapar di RT03/RW11, Kelurahan Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang.

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Buceu Gartina menyatakan, sejumlah skema yang telah disiapkan itu berdasar rapat antar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan pihak kecamatan serta pihak kelurahan.

Baca juga: Usai Sekeluarga Mudik, 30 Warga di Gerendeng Kota Tangerang Positif Covid-19

Kata dia, skema pertama untuk penanganan tersebut adalah melakukan tracing dan testing di sejumlah lokasi yang terjadi lonjakan kasus.

"Kami terus gencarkan testing dan tracing di wilayah-wilayah yang terjadi kenaikan kasus, guna memutus rantai penyebaran Covid-19," paparnya melalui rilis resmi, Selasa (8/6/2021).

Skema kedua, lanjut Buceu, pihak Pemkot Tangerang bakal kembali menggelar Operasi Aman Bersama (OAB).

"Dari hasil rapat yang kami lakukan, kami juga mengaktifkan kembali Operasi Aman Bersama (OAB) guna mengingatkan pentingnya protokol kesehatan di masyarakat," tutur dia.

Bila nantinya ada lonjakan kasus Covid-19, sebagai bentuk antisipasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang telah menyiapkan sejumlah rumah isolasi terkonsentrasi (RIT).

"Dinkes Kota Tangerang telah mempersiapkan RIT sebagai antisipasi apabila terjadi lonjakan, kami sudah siap untuk penanganannya," urai Buceu.

Baca juga: Klaster Gerendeng Kota Tangerang, 30 Warga dalam Satu RW Positif Covid-19

Dia menambahkan, masyarakat diharapkan segera skrining tes Covid-19 saat merasa berinteraksi dengan pasien Covid-19.

Klaster Gandasari

Kepala Dinkes Kota Tangerang Liza Puspadewi sebelumnya menyatakan, ada 47 orang positif Covid-19 dari RT01 dan RT03 di RW03, Gandasari.

Jika dirinci, ada 35 orang dari RT01 yang terpapar virus asal China itu. Kemudian, dari RT03, terdapat 12 orang yang positif Covid-19.

Liza mengungkap proses penemuan warga yang terkonfirmasi positif di dua RT tersebut.

"Mulanya, ada empat orang yang positif di RT01, Puskesmas curiga. Trus di-swab untuk 48 orang yang ada di sana, hasilnya 23 orang positif. Itu tes hari Jumat (4/6/2021)," kata Liza saat ditemui di kantornya, Selasa.

Keesokan harinya, Sabtu (5/6/2021), pihak Puskesmas kembali melakukan skrining tes Covid-19 kepada 179 warga RT01.

Baca juga: Muncul Klaster Covid-19 di Gandasari, Kota Tangerang, Satu RT Ditutup Sementara

Hasilnya, lanjut Liza, ditemukan delapan warga RT01 yang terpapar Covid-19.

"Kebetulan hari itu, ada dua warga RT03 yang ngikut tes di sana. Jadi hari Sabtu, totalnya 10 orang. Delapan dari RT01 sama dua dari RT03," urainya.

Liza menyatakan, jajarannya kemudian melakukan tes cepat antigen lanjutan di RT03 pada Senin (7/6/2021).

Dari tes yang dilakukan, terdapat 10 warga dari RT tersebut yang positif Covid-19.

"Jadi, all 47 orang. Itu semua dari hasil tes rapid antigen," sebut Liza.

Menurut dia, seluruh warga yang terpapar itu merupakan klaster lingkungan.

Liza menyebutkan, dari 47 orang itu, ada tujuh warga yang melakukan isolasi mandiri. Kemudian, sejumlah 40 orang dirawat di RS dan rumah isolasi terkonsentrasi.

Klaster Gerendeng

Lurah Gerendeng Nasron A Mufti sebelumnya menyatakan, 30 orang warganya di RW 11 Kelurahan Gerendeng, terpapar virus Covid-19.

Nasron berujar, rekapitulasi jumlah itu diketahui berdasar hasil pemeriksaan per Senin (7/6/2021).

"Per kemarin yang positif terdiri dari dua RT di RW11. Jadi, paling banyak (dari) RT03/RW11, ada 29 (orang)," kata Nasron di RW 11 Gerendeng, Selasa.

Dia menyatakan, demi mencegah penyebaran Covid-19 di Kelurahan Gerendeng, akhirnya RT03/RW11 harus ditutup sementara serta diterapkan jam malam.

"Saat ini sudah dilakukan upaya, (yaitu) penutupan dan pemberlakukan jam malam di sini. Yang kerja di luar, sementara ini diperbolehkan, tapi ada protokol kesehatan yang ketat pas keluar masuk," ujar Nasron.

Saat ini Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang pun telah memberikan suplai logistik kepada warga RW 11 yang menjalani isolasi mandiri.

"Kami berikan bantuan sembako dari Dinsos kepada warga yang lagi isolasi mandiri," ujar Nasron.

Dia berujar, setidaknya ada 16 warga di RW 11 yang melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Katanya, belasan warga itu berasal dari empat rumah yang berbeda-beda.

"Total isolasi mandiri ada empat rumah. Ada anak-anak, ada orangtuanya. Total 16 orang," ujar Nasron.

Dia memastikan, seluruh orang yang isolasi mandiri bakal dibawa ke rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) dan saat ini dalam daftar tunggu.

"Isolasi di rumah itu masuk waiting list, nanti masuk ke Puskesmas," ungkapnya.

Nasron melanjutkan, sebanyak 14 warga RW11 lainnya telah dirawat di RIT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com