Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Stok Vaksin Astrazeneca di Jakarta yang Akan Kedaluwarsa...

Kompas.com - 09/06/2021, 09:29 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stok vaksin Astrazeneca yang sudah didistribusikan untuk Provinsi DKI Jakarta akan kedaluwarsa pada akhir Juni 2021. Percepatan vaksinasi penting untuk dilakukan agar vaksin yang sudah dibeli dari Inggris itu tidak terbuang sia-sia.

Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu menyebut, diperkirakan masih ada 400.000 stok vaksin Astrazeneca di Jakarta yang belum terpakai.

"Jakarta tinggal 400.000 yang akan kadaluarsa akhir Juni," ujar Maxi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/5/2021) kemarin.

Menurut Maxi, stok vaksin tersebut adalah batch yang masuk ke Indonesia pada dua bulan lalu.

Baca juga: Stok Vaksin AstraZeneca di Jakarta Akan Kedaluwarsa, jika Tak Habis, Dikirim ke Bali

 

Maxi pun meyakini Dinkes bisa melakukan percepatan sehingga seluruh vaksin itu bisa terpakai sebelum masa kadaluarsa.

"Kalau tiap hari 30.000 yang terpakai saja, sudah bisa habis sebelum masa expired," kata dia.

Namun, jika Dinkes DKI gagal melakukan percepatan vaksinasi dalam beberapa hari kedepan, maka kemungkinan stok vaksin tersisa akan segera dialihkan ke daerah lain. Ini agar vaksin yang sudah dibeli itu tidak terbuang sia-sia.

"Kalau di Jakarta kurang mampu kita kirim ke Bali. Bali sudah mau habis stok vaksinnya," kata dia.

Terganjal Sentimen Negatif

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari menyebut pihaknya saat ini memang tengah melakukan percepatan vaksinasi untuk menghindari vaksin kedaluwarsa.

Namun, ia mengakui ada tantangan karena banyaknya masyarakat yang khawatir mengenai informasi miring seputar vaksin Astrazeneca.

Untuk itu, sosialisasi terkait keamanan vaksin Astrazeneca terus dilakukan.

Baca juga: Stok Vaksin Astrazeneca Kedaluwarsa Akhir Bulan Ini, Masih Banyak Warga Takut Divaksin

"Satgas Covid-19 kelurahan dan kecamatan se-Jakarta Pusat gencar melakukan sosialisasi positif guna menepis informasi hoaks yang beredar seputar vaksin Astrazeneca yang mengakibatkan kekhawatiran bagi sejumlah masyarakat," ujar Erizon.

Erizon menyebut, kekhawatiran masyarakat akan vaksin Astrazeneca ini muncul karena adanya kasus meninggal dunia setelah penyuntikan vaksin. Padahal, ia mengeaskan, kasus kematian itu sebenarnya tidak terkait langsung dengan vaksinasi.

"Memang ada beberapa kasus (kematian), tapi belum tentu berkaitan langsung dengan vaksin. Itu yang harus kita yakinkan," katanya.

Selain menggencarkan sosialisasi, Pemkot Jakpus juga telah memperluas sasaran vaksinasi untuk meningkatkan percepatan penyuntikan vaksin.

Baca juga: 400.000 Stok Vaksin Astrazeneca di Jakarta Kedaluwarsa Akhir Juni

"Perluasan vaksinasi menyasar warga pra lansia berusia 50 hingga 59 tahun, termasuk warga di 98 RW kumuh dan kawasan terpadu, pekerja ritel dan pelaku UKM" ujar Erizon.

Erizon menargetkan, bisa memvaksinasi 1.200 orang per kelurahan setiap harinya sampai akhir bulan ini.

Jakarta Pusat sendiri memiliki 44 kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan. Artinya apabila target tersebut tercapai, maka 52.800 vaksin yang akan kedaluwarsa bisa terpakai setiap hari.

Komunikasi yang Tepat

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, masa kedaluwarsa vaksin Astrazeneca sebenarnya relatif sama dengan vaksin merk lain, yakni 6 bulan setelah produksi.

Namun, ia menilai vaksin Astrazeneca yang masuk ke Indonesia memiliki waktu kedaluwarsa yang relatif cepat karena telat diimpor.

"Karena dia impor, jadi mungkin sudah diproduksi beberapa minggu atau beberapa bulan sebelumnya. Jadi pas masuk sini tinggal sedikit masa pakainya," kata Dicky.

Ini berbeda dengan vaksin Sinovac. Meski berasal dari China, namun vaksin Sinovac diproduksi langsung di Indonesia melalui PT Bio Farma sehingga masa pakainya bisa lebih panjang.

Baca juga: Ribuan Vial Vaksin AstraZeneca yang Belum Digunakan di Sulsel Hampir Kedaluwarsa

Oleh karena itu, ia menilai harusnya pemerintah sejak awal mengebut proses vaksinasi dengan vaksin Astrazeneca. Jadi bukan menunggu sampai vaksin tersebut hampir kedaluwarsa.

Dicky mengakui sejumlah kasus kematian usai penyuntikan vaksin Astrazeneca memang bisa menjadi hambatan. Namun, harusnya pemerintah bisa membangun komunikasi yang baik.

"Makanya butuh komunikasi yang tepat. Astrazeneca sebenarnya relatif aman khususnya usia 50 tahun. Dan dia lebih efektif dalam menangkal varian-varian baru," katanya.

Dicky pun menyarankan pemerintah untuk lebih menyasar kalangan lansia seperti Purnawiran TNI atau pensiunan ASN dalam percepatan vaksinasi Astrazeneca ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com