BEKASI, KOMPAS.com - Polres Metro Bekasi Kota mengamankan 26 orang buntut bentrokan dua organisasi masyarakat (ormas) yang terjadi di Bekasi Kota, Jawa Barat, pada Selasa (8/6/2021) malam.
"Kita sudah amankan 26 (orang) yang dari (ormas) Gempa untuk kita lakukan penyelidikan," ujar Wakapolres Bekasi Kota, AKBP Alfian Nurrizal kepada wartawan, Rabu (9/6/2021).
Alfian meminta kepada ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB) yang terlibat perselisihan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Polres Bekasi Kota dalam proses penyelidikan.
"Semalam (Selasa) kita selesaikan sampai dini hari, karena ini masalah pandemi. Saya sampaikan kuasa hukum PBB percayakan kepada polisi," ucapnya.
Baca juga: Bentrokan 2 Ormas di Bekasi, Berawal dari Debitur Tak Mampu Bayar Cicilan
Alfian mengatakan, perselisihan yang terjadi di depan Polres Bekasi Kota karena adanya permintaan dari kelompok ormas PBB untuk menghadirkan ketua dari Gempa.
Namun permintaan itu tidak dikabulkan karena khawatir akan terjadi perselisihan yang memanjang.
Polisi mengambil langkah membubarkan massa yang berkumpul guna menghindari terjadinya klaster Covid-19 di tengah situasi pandemi.
"Memang sempat memicu untuk provokasi makanya karena situasi pandemi juga jangan sampai ada klaster kita dorong untuk membubarkan diri," ucap Alfian.
Perselisihan kedua ormas itu dipicu karena adanya persoalan utang dari seorang debitur bernama Ika.
Ika sebelumnya meminjam uang ke koperasi perorangan yang bernaung di bawah bendera ormas tersebut.
"Saudari Ika (meminjam uang) kepada koperasi yang mungkin dimiliki perorangan atau dimiliki Pemuda Batak Bersatu (PBB)," kata Alfian.
Baca juga: Guru Cabuli 5 Murid, Pelaku: Saya khilaf karena Lama Tak Bertemu Istri
Alfian menjelaskan, Ika meminjam uang sebesar Rp 3,5 juta dengan perjanjian pembayaran secara diangsur dengan tenor tujuh kali cicilan.
Adapun satu kali cicilan dibayarkan Ika sebesar Rp 700.000.
Setelah proses cicilan berjalan, kata Alfian, Ika merasakan kesulitan membayar angsuran dan melapor ke ormas lainnya.
Akhirnya, bentrokan antar-ormas tak terhindarkan.
"Dia (Ika) minta bantuan dari ormas. Itu kejadiannya di Bekasi Timur. Kemudian terjadi percekcokan serta dorong-dorongan. Terjadi gesekan di situ," ucap Alfian.
Perselisihan kedua ormas itu tidak menemukan titik temu, bahkan sempat diwarnai penganiayaan. Salah satu ormas mencoba menyelesaikan persoalan di kantor Polisi.
Namun, massa dari ormas lawan telah berkumpul di Polres Metro Bekasi Kota. Di sana kembali terjadi perselisihan antarkeduanya.
"Sebenarnya Gempa ke Polres ingin mediasi menyelesaiaan masalah. PBB ke Polres mau melapor kejadian tersebut (penganiayaan). Ternyata di situ (Polres) sudah terjadi massa besar terjadilah cekcok, salah paham," kata Alfian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.