Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Bentrokan 2 Ormas di Bekasi, Berawal dari Debitur yang Sulit Bayar Cicilan

Kompas.com - 10/06/2021, 07:20 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Polisi amankan 26 orang

Polisi mengamankan 26 orang buntut dari keributan kedua ormas yang berujung adanya dugaan penganiayaan itu.

"Kami sudah amankan 26 (orang) yang dari (ormas) Gempa untuk kami lakukan penyelidikan," kata Alfian.

Alfian meminta ormas PBB yang terlibat perselisihan untuk menyerahkan proses penyelidikan sepenuhnya kepada polisi.

Sebab, keributan yang terjadi di depan Mapolres Bekasi Kota dipicu adanya permintaan dari ormas PBB untuk menghadirkan ketua Gempa.

Baca juga: Penjelasan Polisi soal Hutang yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Bekasi

Namun, permintaan itu tidak dikabulkan karena khawatir akan terjadi perselisihan yang memanjang.

Polisi mengambil langkah membubarkan massa yang berkumpul guna menghindari terjadinya klaster Covid-19 di tengah situasi pandemi.

"Memang sempat memicu untuk provokasi makanya karena situasi pandemi juga jangan sampai ada klaster, kami dorong untuk membubarkan diri," ucap Alfian.

Polisi sita kayu dan sajam

Selain sejumlah orang yang diamankan, polisi juga menyita barang bukti berupa kayu dan senjata tajam (sajam) dari bentrokan ormas itu.

"Barang bukti ada kayu, senjata tajam, dan juga ada orang yang kami amankan," ucap Alfian.

Alfian juga menyebutkan, ada tiga orang korban dalam bentrokan kelompok ormas yang terjadi di dua lokasi berbeda.

"Ada tiga orang dari (ormas) PBB. Kami sampaikan kepada massa PBB agar mempercayakan pengamanan kasus kepada polisi, kami sudah amankan alat bukti," ucap Alfian.

Baca juga: Polisi Amankan Kakak-Adik di Bekasi yang Buang Jasad Bayi Hasil Hubungan Sedarah

Selain itu, Alfian menduga, koperasi yang meminjamkan uang kepada debitur bernama Ika itu ilegal.

"Kalau kami lihat, koperasinya menurut kami sampai saat ini berdasarkan hasil penyelidikan itu koperasi gelap. Kayak rentenir gitu," kata

Menurut Alfian, sistem koperasi umumnya dijalankan untuk menyejahterakan anggota yang tergabung di dalamnya.

"Koperasi kan untuk menyejahterakan anggota, kalau simpan pinjam kan internal tapi sistemnya kayak perbankan, kan tidak boleh dengan menggunakan bunga," ucap Alfian.

Kini, meski persoalan keduanya telah diselsaikan dengan mediasi, namun Polres Bekasi Kota masih melakukan penyelidikan terkait adanya dugaan penganiayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com