Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pungli di Tanjung Priok Sebar Info ke Rekannya: Ada Gerombolan Datang Mengganggu Kita

Kompas.com - 11/06/2021, 16:35 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menemukan barang bukti ponsel dari penangkapan 49 pelaku pungli terhadap para sopir truk kontainer di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dari salah satu ponsel, terdapat isi pesan singkat yang disebar satu orang di antara pelaku pungli kepada rekannya untuk mengantisipasi kedatangan polisi.

"Kami temukan di ponsel salah satu pelaku, (berisi pesan) 'hati-hati ada gerombolan datang ke sini mengganggu kita'. Jadi mereka tau ada petugas yang mau ke sana dia katakan gerombolan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Jumat (11/6/2021).

Baca juga: Pelaku Pungli Sopir Kontainer di Tanjung Priok Bisa Raup Rp 6,5 Juta Per Hari

Yusri menegaskan, seluruh pelaku yang ditangkap akan diproses secara hukum seiring melakukan proses penyelidikan lanjutan untuk menemukan pelaku lainnya.

"Karena ini para pelaku-pelaku yang harus dibasmi, ini premanisme yang mereka lakukan, menghambat perekonomian Indonesia di masa pandemi Covid-19," kata Yusri.

Yusri mengatakan, puluhan orang yang ditangkap merupakan karyawan PT hingga preman yang biasa menjalani aksi pungli di kawasan industri tersebut.

"Dari Polres Utara mengamankan 42 orang dari 2 TKP. Kemudian Polsek Cilincing dan Tanjung Priok mengamankan 6 dan 8 orang. Juga Polres Metro Tanjung Priok atau KP3, mengamankan 7 orang," ujar Yusri.

Baca juga: Curhat Sopir Truk Korban Pungli Tanjung Priok: Dimarahin Istri Terus Pulang Tak Bawa Uang

Instruksi Presiden

Polisi bergerak setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan keluhan dari para sopir kontainer yang resah kepada aksi pungli.

Setelah mendengar keluhan itu, Presiden Jokowi kemudian menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

"Kemaren kita ketahui ada kegiatan tatap muka Bapak Presiden dengan sopir truk kontainer di Pelabuhan. Ada keluhan dari supir kontainer tentang adanya pungli dilaukan oleh karyawan dan preman hingga menghambat perekonomian," kata Yusri.

Yusri menjelaskan, para pelaku ditangkap di banyak lokasi, mulai dari jalan raya hingga mengarah masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Para pelaku memiliki pos-pos masing-masing untuk mengambil uang dari para sopir truk dengan besaran yang berbeda-beda.

Baca juga: Setelah Presiden Telepon Kapolri, Polisi Tangkap 49 Tersangka Pelaku Pungli di Tanjung Priok

"Ini yang dilakukan oleh pelaku pungli (meminta) uangnya mulai dari Rp 2.000, Rp 5.000, sampai Rp 20.000. Jadi masuk per pos-pos," ucap Yusri.

Polisi meminta para sopir truk kontainer yang menjadi korban pungli untuk melaporkan peristiwa itu ke hotline Polri di nomor 110.

Imbauan itu disampaikan setelah polisi menangkap puluhan tersangka pelaku pungli terhadap sopir truk kontainer di Tanjung Priok.

"Kemarin Pak Kapolri sudah me-launching 110. Kami mengimbau sopir yang tahu atau mengalami (pungli), silahkan menghubungi 110," ujar Yusri.

Menurut Yusri, petugas akan bergerak cepat untuk merespons laporan para sopir atau masyarakat dengan datang ke lokasi yang disampaikan.

"Jadi kami mengharapkan juga bantuan masyarakat jika masih melihat orang-orang seperti mereka (pelaku pungli) untuk segera laporan. Ini ultimatum keras dari Kapolda pada Kapolres untuk menindak segera," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com