Selain pungli, Mahmudin juga berharap aparat keamanan dapat menjaga sopir truk kontainer dari aksi pencuri muatan truk atau bajing loncat, yang kerap muncul di saat kondisi jalan terhambat.
"Pernah waktu itu, ditodong pakai pisau sama mereka (bajing loncat). Dia naik ke dalam mobil pas waktu macet. makanya kalau keadaan macet, ya sudah pada rame. Kalau bisa mah setiap ada kemacetan polisi harus siap siaga di tempat, di setiap sudut," ujar dia.
Jangan tunggu instruksi presiden
Komisioner Komisi Polisi Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti, meminta Polri tidak mesti menunggu perintah Presiden untuk sekedar menindak aksi premanisme seperti pungutan liar ini.
"Saya berharap tindakan preventif, preemtif dan penegakan hukum terhadap begal dan preman dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak harus menunggu arahan pimpinan," kata Poengky, Jumat kemarin.
Baca juga: Kompolnas: Polisi Jangan Tunggu Perintah Presiden untuk Tindak Pungli
Poengky meminta polisi meningkatkan keamanan dengan mengerahkan para jajaran di wilayah. Menurut Poengky, preman umumnya tidak bertidak seorang diri tetapi berkelompok, terorganisasi.
"Karena itu, penegakan hukum kepada yang nekat melawan harus tegas dilakukan polisi," ucap Poengky.
Bentuk tidak tegasnya adalah dengan menjerat mereka secara hukum.
"Tindakan tegasnya ya diproses hukum. Penegakan hukum terhadap para begal dan preman diharapkan juga dijatuhkannya vonis maksimum, agar ada efek jera," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.