JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Barat mulai memperbaiki jembatan reyot di Jalan Swadaya yang menghubungkan Kampung Rawa Barat dan Kampung Rawa Timur, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sebelumnya, warga mengeluhkan kondisi jembatan yang rapuh hingga membahayakan keselamatan penyebarang.
Beny Situmorang, Kepala Seksi Jalan, Jembatan dan Kelengkapan Jalan Sudin Bina Marga Jakarta Barat, menyatakan, renovasi jembatan telah berlangsung sejak Sabtu (12/6/2021).
"Ini permanen untuk pejalan kaki. Kerangka dari beton dan besi," kata Beny saat dikonfirmasi Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Keluhkan Kondisi Jembatan yang Reot dan Bergoyang
Beny memprediksi, pembangunan jembatan akan selesai dalam satu bulan mendatang.
"Paling cepat satu bulanan karena yang mengerjakan bukan vendor. Kita ngerjain pakai pasukan kuning (petugas Suku Dinas Bina Marga) yang penting aman dan nyaman pejalan kaki itu jadi semaksimal mungkin," kata Beny.
Sebelumnya, sejumlah warga Kampung Rawa Barat mengeluhkan kondisi jembatan yang berada di atas Kali Sekretaris itu.
"Ngeri saya kalau lewat, suka goyang-goyang, apalagi kalau yang lewat ramai-ramai," kata Rini (42), warga Kampung Rawa Barat, yang rumahnya tepat di depan jembatan tersebut, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Tampilan Jembatan yang Sering Jadi Akses Tawuran di Johar Baru Setelah Dijadikan Taman
Nondol, warga Kampung Rawa Timur yang ikut membangun jembatan dahulu, menilai jembatan tersebut sudah rapuh.
"Sudah rapuh ini, memang sudah lama, dulu dibangunnya pakai bambu sama kayu. Bambunya baru-baru tapi kayunya kayu bekas di sekitar sini," kata Nondol.
Jembatan itu, kata Nondol, dibangun sepuluh tahun lalu secara swadaya oleh masyarakat sekitar.
"Kan kalau mau ke seberang itu kalau belum ada jembatan jauh, harus mutar, jadi warga sini bangun jembatan," ujar Nondol.
Lita (30), warga Kampung Rawa Barat, mengatakan dahulu warga sekitar patungan untuk membangun jembatan tersebut. Ada pula bantuan dari Gereja Maria Bunda Karmel.
Lita menilai kondisi jembatan tersebut kini berbahaya, terutama ketika hujan.
Istri Ketua RT 14, Alwiyah, mengaku sudah banyak mendengar keluhan warga terkait jembatan tersebut.
"Banyak yang ngeluh, saya aja naik ke situ takut, goyang-goyang, banyak keluhan belum diperbaiki," kata Alwiyah.
Pantauan Kompas.com, jembatan tersebut terbuat dari bambu dan kayu. Dari kejauhan, jembatan itu sudah kelihatan tidak kokoh.
Paku-paku yang menyatukan bambu di bagian dasar jembatan terlihat sudah berkarat. Di bagian ujung jembatan, kayu-kayu diikat dengan menggunakan tali rafia.
Tak ada pegangan di pinggir kiri dan kanan jembatan.
Jembatan tersebut membentang sekitar 12-15 meter, dengan lebar kurang lebih dua meter. Tinggi jembatan dari kali kira-kira tiga meter.
Kompas.com mencoba menyusuri jembatan tersebut. Bambu-bambu yang menjadi alas jembatan bergoyang ketika diinjak.
Sejumlah kayu yang menyangga bagian pinggir jembatan pun bergoyang ketika dilintasi. Suara decitan juga terdengar ketika jembatan dilewati.
Ada dua anak tangga beton yang menyambungkan jalanan di Kampung Rawa Timur dengan jembatan.
Namun, anak tangga di Kampung Rawa Barat hanya terbuat dari kayu seadanya. Sulit untuk turun atau naik melalui anak tangga tersebut lantaran tak ada pegangan di kiri maupun kanan jembatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.