Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Sopir Truk soal Pungli Abadi: Diperas di Tanjung Priok, Dipalak Buruh Bongkar, hingga Dirampok Harta Benda

Kompas.com - 15/06/2021, 10:24 WIB
Djati Waluyo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) berharap setelah  penangkapan 50 pelaku pungutan liar (pungli) aparat penegak hukum dapat memberantas premanisme yang meresahkan supir truk.

Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan mengungkapkan bahwa premanisme ini terjadi hampir di seluruh Indonesia baik di Jakarta maupun di beberapa wilayah lain seperti Pekanbaru.

Sehingga dia meminta penindakan dilakukan di semua wilayah, karena hal ini sangat merugikan sopir truk.

"Sepanjang negeri kita ada preman, terus sampai ke Pekanbaru bongkar, kemudian diteken sama buruh bongkar (katanya) padahal kalau buruhnya sendiri paling dikasih orang tuh kecil tapi premanya ini di depan minta Rp 1.000.000 atau Rp 750.000 per truk," ujar Tarigan saat dihubungi Kompas.com Senin (14/6/2021).

Baca juga: Para Sopir Mengaku Tak Ada Lagi Pungli di Pelabuhan Tanjung Priok, tetapi Antre Lama Bongkar Muat

Tarigan mengungkapkan bahwa sering terjadi masalah terhadap preman di jalanan yang membuat sopir merasa tidak aman dengan barang bawaanya. Apaalgi, mereka membawa komoditi yang nilainya tinggi.

"Kan sering terjadi masalah. Nah itu kira-kira preman-premannya apalagi di jalanan ya ini yang kita hadapi, sopir ini merasa enggak aman," ujar dia.

Tarigan mengungkapkan, tidak hanya penarikan pungli, aksi kejahatan juga kerap dialami para sopir. Misalnya, saat terjadi kemacetan akibat antrean panjang di terminal peti kemas Tanjung Priok.

Hal itu membuat beberapa pelaku kejahatan mencari celah untuk mencuri harta benda para sopir, atau bahkan mempreteli spare part truk.

Baca juga: Gara-gara Sopir Adukan Pungli di Tanjung Priok ke Jokowi, Truk Dilempar Batu

"Ketika mereka macet di tengah jalan antre datang segerombol orang preman yang ngambilin dompet, ngambilin hp, ngambilin aki mobil," ungkap dia.

Untuk itu, ia berharap aparat keamanan mampu mengurai kemacetan dan menjaga keamanan untuk sopir truk kontainer dari pelaku premanisme.

"Ya seharusnya begitu, pada saat macet polisi harus mengurai kemudian keamanan dijaga lah," ujar Tarigan.

Hal tersebut perlu dilaksanakan lantaran pengendara truk hanya sendiri dengan nilai barang yang dibawa hingga ratusa juta. Dengan kondisi seperti itu Tarigan mengungkapkan supir tidak mampu berbuat banyak ketika barangnya dirampas preman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com