BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyampaikan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Bogor hampir melewati ambang batas standar lembaga kesehatan dunia atau WHO.
Bima mengungkapkan, saat ini BOR di wilayahnya sudah menyentuh angka 49 persen. Batas standar yang ditetapkan WHO untuk keterisian tempat tidur pasien Covid-19 adalah 60 persen.
Bima menyebutkan, jika kondisi ini tidak segera diantisipasi, akan berdampak pada penuhnya ruang kamar di setiap rumah sakit untuk menampung pasien.
Baca juga: Jabar Siaga 1 Covid-19, Kota Bogor Tambah Kapasitas Tempat Tidur Pasien
"Data menunjukkan, Covid-19 di Kota Bogor grafiknya naik. Tingkat hunian rumah sakit di 49 persen setelah kemarin di bawah 20 persen. Sedikit lagi melewati ambang batas, tapi masih cukup rendah dibanding kota-kota lain di Jawa Barat," ungkap Bima, Selasa (15/6/2021).
Atas kondisi tersebut, sambung Bima, dirinya telah meminta setiap rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya untuk segera menambah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19.
Selain itu, lanjut Bima, Pemkot Bogor berencana untuk menambah pusat isolasi di tempat lain. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi ledakan kasus Covid-19.
"Jadi ada satu lokasi (pusat isolasi) yang sedang kami siapkan juga, sehingga kalau terjadi ledakan bisa dibawa ke situ," kata Bima.
Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, skoring kasus Covid-19 Kota Bogor saat ini sudah menginjak di angka 1,91. Artinya, jika angka terus meningkat, Kota Bogor bisa naik status ke zona merah penyebaran Covid-19.
Selain itu, positive rate pada minggu ini juga mengalami kenaikan dari 12,1 persen menjadi 15,7 persen. Keterisian tempat tidur di pusat isolasi BPKP Ciawi juga naik dari 51 persen menjadi 82 persen.
Grafik kasus Covid-19 mengalami peningkatan secara nasional. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengambil ancang-ancang dengan meningkatkan status kewaspadaan menjadi siaga satu.
Baca juga: Pengurus GKI Yasmin Berharap Jokowi Koreksi Kebijakan Wali Kota Bogor soal Relokasi Gereja
Hal itu disampaikan Bima Arya usai mengikuti rapat koordinasi secara virtual bersama Gubernur Ridwan Kamil, di Balai Kota Bogor, Selasa siang.
Bima mengungkapkan, dari hasil rapat tersebut, ditengarai peningkatan angka kasus Covid-19 akibat arus mudik pada Lebaran 2021 dan kemungkinan adanya varian baru virus corona.
"Gubernur menyampaikan bahwa ini situasinya siaga satu. Kemungkinan karena arus mudik dan kemungkinan varian baru, tapi yang ini belum ditemukan. Tapi tidak tertutup itu ada, kemungkinan besar ada," ucap Bima.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.