Pungli lainnya pun akan lebih mahal tergantung jenis petikemas yang akan dibongkar atau dimuat. Pungli untuk flat rack dan open top pun bisa mencapai Rp 50.000-Rp 150.000.
"Jenis itu perlu alat khusus. Kalau gak kasih, dia kekeh tak akan dilayani," kata Holil.
Derita para sopir truk kontainer pun tak hanya di pelabuhan peti kemas. Sepanjang perjalanan menuju pelabuhan petikemas, para sopir truk kontainer harus berhadapan dengan Pak Ogah dan Asmoro atau Bajilo, sebutan kelompok preman yang memalak bahkan tak segan-segan melukai sopir truk kontainer.
Para Asmoro beraksi saat kemacetan terjadi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka umumnya dari kalangan remaja tetapi biasanya didukung oleh Asmoro yang lebih senior.
"Mereka mendatangi sopir dengan bergerombol, sampai intimidasi dan meminta uang. Mereka bawa senjata tajam, obeng min, bahkan ada yang bawa celurit. Kalau sopir takut, mereka brutal naik ke mobil. Jika sopir tak melawan, dia rampas handphone, uang jalan, dompet," kata Holil.
Baca juga: Pelaku Pungli Ditangkap, Pengemudi Kontainer Sebut Bajing Loncat Juga Ancaman
Kalaupun sopir berani melawan, biasanya Asmoro yang lebih senior akan turun tangan. Asmoro senior tak segan-segan menghajar dan menganiaya para sopir truk.
Sementara itu, Pak Ogah biasanya selalu muncul di putaran-putaran arah. Mereka mematok uang sekitar Rp 2.000-Rp 5.000.
"Kadang kalau gak dikasih suka sumpah serapah. Kalau sampai yang merusak, jarang," kata Holil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.