Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirisnya Hidup Sopir Truk di Tanjung Priok, Dipalak Preman hingga Petugas Pelabuhan

Kompas.com - 15/06/2021, 21:16 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Takut dan pasrah adalah menu utama para sopir truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ya, takut akan ancaman kriminal sepanjang perjalanan, pasrah lantaran pungutan liar (pungli) yang menjamur di Pelabuhan Tanjung Priok. 

Otong (38) dan Rahman (40) terlihat berkumpul di Posko Bersama Lintas Komunitas Pengemudi Indonesia Tanjung Priok.

Di posko tersebut, berkumpul para sopir truk kontainer dari berbagai daerah. Mereka singgah di posko saat tak membawa truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok.

"Ini belum bawa truk lagi. Bingung mau makan apa. Kalau enggak kerja bawa truk, enggak dapat uang," kata Rahman saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (15/6/2021) siang.

Otong dan Rahman adalah sebagian dari sopir truk kontainer yang bernasib nestapa. Mereka seringkali harus merugi saat membawa truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok. Apalagi, semua biaya yang terjadi selama perjalanan dibebankan kepada mereka.

Baca juga: Kata Sopir Truk soal Pungli Abadi: Diperas di Tanjung Priok, Dipalak Buruh Bongkar, hingga Dirampok Harta Benda

Uang jalan yang dibekalkan kepada mereka pun terkadang ludes di tengah jalan. Uang jalan mereka seringkali habis untuk membayar pungli di jalan dan di pelabuhan. 

Keluhan itu pun disampaikan ulang oleh Humas Persatuan Sopir Truk Tanjung Priok Ahmad Holil (42). Holil menyebutkan, permasalahan klasik yang dihadapi oleh para sopir truk adalah pungli.

"Pungli ini sudah mendarah daging. Dilaporkan sudah, tapi setelah itu kambuh lagi," kata Holil saat ditemui Kompas.com di posko.

Sejumlah sopir truk kontainer sedang beristirahat di Posko Forum Lintas Pengemudi Indonesia di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (15/6/2021) siang. KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Sejumlah sopir truk kontainer sedang beristirahat di Posko Forum Lintas Pengemudi Indonesia di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (15/6/2021) siang.

Sopir truk sudah terbiasa hidup dengan pungli. Peribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga" rasanya sesuai untuk nasib para sopir truk. Dari mulai di pabrik, depo kontainer, hingga ke pelabuhan, pungli seakan "sahabat" bagi mereka.

Holil menyebutkan, pungli bukannya tak diberantas oleh pemerintah, tetapi selalu muncul kembali setelah ditindak. Modusnya pun kerap berubah-ubah.

Baca juga: Polisi: Pelaku Pungli Tidak Punya Rasa Takut

Pungli di pelabuhan

Holil dengan sabar menjelaskan modus operandi para oknum petugas yang memeras para sopir truk kontainer di pelabuhan. Sopir tak punya pilihan lain untuk memberikan uang pungli kepada petugas.

Menghemat waktu dan kerap dipersulit adalah alasan para sopir truk kontainer memberikan pungli kepada oknum petugas.

"Kita sopir truk kontainer mau bongkar muat di pelabuhan. Itu pungli semua," ujar Holil. Pernyataan Holil merujuk kepada praktik pungli di Jakarta International Container Terminal, PBM OJA (Olah Jasa Amdal), Terminal Petikemad Koja, dan Terminal 3. 

Praktik pungli di pelabuhan pun berbeda. Holil menyebutkan, praktik pungli di terminal peti kemas untuk bongkar muat pengiriman lokal lebih besar daripada terminal bongkar muat untuk ekspor impor.

Baca juga: Pelindo II Klaim Selama Ini Konsisten Atasi Pungli di Tanjung Priok

Kadang-kadang, oknum satpam di pelabuhan pun bermain pungli. Ada yang meminta uang sebesar Rp 2.000 dengan modus pemeriksaan kendaraan.

"Mereka buka pintu sopir truk. Kalau enggak dikasih, mereka banting pintu sopir truk," ujar Holil.

Meskipun demikian, Holil mengaku peristiwa pungli di kalangan satpam jarang terjadi. Peristiwa pungli biasanya dimulai dari di pintu masuk ke terminal petikemas. 

"Di gate in, minta biasanya Rp 2.000 biar cepat masuk. Kalau enggak dikasih, alasannya error, ntar dulu, pura-pura otak-atik," kata Holil.

Petugas tersebut adalah petugas yang memeriksa kartu identitas truk dan order di peti kemas. Modus operandi punglinya, petugas sengaja tak meloloskan proses pemeriksaan sehingga pintu masuk ke pelabuhan tak terbuka saat sopir truk melakukan tap in.

"Sebetulnya itu kita enggak mau kasih, tapi itu dia maksa minta. Sistemnya (pemeriksaan) itu yang enggak di enter. Akhirnya terpaksa kita rogoh kocek kita. Tombol OK itu yang jadi penentu. Memperlambat sistem, jika tak dikasih," kata Holil.

Pintu masuk Jakarta International Container Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (15/6/2021) siang.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Pintu masuk Jakarta International Container Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (15/6/2021) siang.

Petugas di pintu masuk pelabuhan pun tak segan-segan sengaja membuat macet antrean truk kontainer. Apalagi, pintu masuk pelabuhan seringkali tak dibuka secara maksimal.

"Misalnya di JICT, ada 10 pintu. Yang dibuka paling enam. Kadang-kadang malah cuma empat pintu yang dibuka. Itu bikin kemacetan mengular panjang," lanjut Holil.

Di bagian bongkar muat pun pungli masih terjadi. Operator tango pun juga kerap memeras para sopir truk kontainer. 

Baca juga: Gara-gara Sopir Adukan Pungli di Tanjung Priok ke Jokowi, Truk Dilempar Batu

Jarak antara operator tango dan sopir kontainer pun tak jadi masalah untuk urusan pungli. Holil sebut, operator tango yang nakal bisa mendeteksi jumlah uang yang diberikan oleh sopir truk dari jarak sekitar 12 meter.

"Kisarannya itu di bongkar muat sekitar Rp 5.000-Rp 25.000. Proses muat lebih mahal daripada bongkar," ujar Holil.

Para operator tango yang nakal pun kerap mematok Rp5.000 untuk sekali mengangsur, istilah untuk memindahkan peti kontainer. Jika petikemas yang akan dimuat berada di urutan keenam, maka biaya yang mesti dikeluarkan adalah Rp30.000. 

Modus operandi pungli di proses bongkar muat peti kemas pun bermacam-macam. Ada yang menggunakan kantong plastik, diletakkan ke kotak panel listrik, penurunan kantong plastik, dan dimasukkan ke botol air mineral.

Baca juga: Video Viral Pungli Pakai Kantong Kresek di Pelabuhan Tanjung Priok, Polisi Sebut Kejadian Lama

"Di kala sopir ga ngasih, modus operandinya pasti tak akan bergerak atau ninggalin truknya. Saya pernah ga dilayanin gara-gara ga kasih uang. Saya pernah tipu, saya kasih Rp1.000. Itu bentuk uang baru kan mirip Rp5.000. Dia gak mau. Dia bisa lihat jumlah uangnya dari atas tango," ujarnya.

Proses pungli pun tak berakhir di bongkar muat. Saat mau keluar dari pelabuhan peti kemas, modus pungli berdalih pengecekan survei kontainer pun terjadi.

"Modusnya survei, dicek segel kontainernya, dicocokkan dengan database. Itu kena pungli Rp 2.000," tambah Holil.

Pungli lainnya pun akan lebih mahal tergantung jenis petikemas yang akan dibongkar atau dimuat. Pungli untuk flat rack dan open top pun bisa mencapai Rp 50.000-Rp 150.000.

"Jenis itu perlu alat khusus. Kalau gak kasih, dia kekeh tak akan dilayani," kata Holil.

Pak Ogah hingga Asmoro

Kemacetan lalu lintas di Jalan Cakung-Cilincing, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (15/6/2021) sore.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Kemacetan lalu lintas di Jalan Cakung-Cilincing, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (15/6/2021) sore.

Derita para sopir truk kontainer pun tak hanya di pelabuhan peti kemas. Sepanjang perjalanan menuju pelabuhan petikemas, para sopir truk kontainer harus berhadapan dengan Pak Ogah dan Asmoro atau Bajilo, sebutan kelompok preman yang memalak bahkan tak segan-segan melukai sopir truk kontainer.

Para Asmoro beraksi saat kemacetan terjadi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka umumnya dari kalangan remaja tetapi biasanya didukung oleh Asmoro yang lebih senior.

"Mereka mendatangi sopir dengan bergerombol, sampai intimidasi dan meminta uang. Mereka bawa senjata tajam, obeng min, bahkan ada yang bawa celurit. Kalau sopir takut, mereka brutal naik ke mobil. Jika sopir tak melawan, dia rampas handphone, uang jalan, dompet," kata Holil.

Baca juga: Pelaku Pungli Ditangkap, Pengemudi Kontainer Sebut Bajing Loncat Juga Ancaman

Kalaupun sopir berani melawan, biasanya Asmoro yang lebih senior akan turun tangan. Asmoro senior tak segan-segan menghajar dan menganiaya para sopir truk.

Sementara itu, Pak Ogah biasanya selalu muncul di putaran-putaran arah. Mereka mematok uang sekitar Rp 2.000-Rp 5.000.

"Kadang kalau gak dikasih suka sumpah serapah. Kalau sampai yang merusak, jarang," kata Holil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com