Holil mengatakan, sopir truk terpaksa membayar pungli. Keterpaksaan tersebut lantaran tekanan deadline pekerjaan.
"Sopir itu kerja dikejar target. Dengan terpaksa harus bayar pungli," ujar Holil.
Sementara itu, pungli di Pelabuhan Tanjung Priok sudah terbilang kronis, kata Holil. Para sopir truk kontainer, lanjut Holil, sudah bertahun-tahun hidup di tengah cekikan pungli.
Holil berharap ada tim pencegahan pungli yang melibatkan para sopir truk kontainer. Tim juga bisa menerima keluhan pungli dengan tetap merahasiakan pemberi informasi terkait pungli.
Ia pun meminta petugas-petugas yang kerap memeras sopir truk kontainer dengan pungli kembali ke jalan yang benar. Holil menyebutkan, petugas tersebut sudah memiliki pekerjaan dengan gaji setara UMR (upah minimum regional)
"Pakailah akhlak hidup. Karena yang mereka peras itu seorang manusia. Setiap hari yang memungli kami itu gajinya UMR, tapi mereka tak punya akhlak," kata Holil dengan nada meninggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.