Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisma Atlet hingga RS Rujukan Penuh, Jakarta Masuki Fase Genting Pandemi Covid-19

Kompas.com - 16/06/2021, 09:16 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Jakarta masih terus mengalami penambahan pascalibur Lebaran.

Pada Selasa (15/6/ 2021) kemarin, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan adanya penambahan 1.502 kasus baru.

Kasus aktif Covid-19 di Jakarta sampai kemarin, tercatat mencapai 19.244 pasien. Jumlah itu naik signifikan dibandingkan data pada 6 Juni yang berjumlah 11.500 orang.

Korban meninggal dunia bertambah 25 orang pada Selasa kemarin. Secara total kini tercatat 7.634 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Jakarta.

Pada dua hari sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memperingatkan bahwa situasi Ibu Kota sedang memasuki fase genting penyebaran Covid-19.

"Jakarta memasuki fase yang amat genting," ujar Anies di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021).

Baca juga: Waspada Varian Baru Covid-19 di Jakarta, Lebih Berbahaya dan Lebih Menular

Anies mengingatkan warga Ibu Kota untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia bahkan mengimbau warga untuk membatasi aktivitas di luar rumah.

"Bila kita tidak melakukan tindakan, maka kita berpotensi menghadapi kesulitan karena fasilitas kesehatan mungkin akan menghadapi jumlah yang tak terkendali apabila pasien, apabila orang yang harus ditangani meningkat secara drastis," lanjutnya.

RS Wisma Atlet Penuh

Kekhawatiran Anies akan penuhnya fasilitas kesehatan benar-benar terjadi. Di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, jumlah pasien sudah menembus lebih dari 5.000 orang.

Bahkan, RS Wisma Atlet sempat menghentikan sementara penerimaan pasien karena seluruh tempat tidur sudah hampir terisi.

Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin menyatakan, pihaknya menyetop sementara penerimaan pasien sejak Selasa (15/6/2021) dini hari hingga Selasa Siang kemarin.

Penghentian ini dilakukan sementara sambil menunggu tempat tidur tambahan disiapkan.

"Dari semalam saya pending dulu, tidak ada yang ngirim pasien dulu untuk persiapan atur tambahan bed," kata Arifin saat dihubungi, Selasa (15/6/2021) sore kemarin.

Baca juga: Dinkes DKI: Varian Baru Corona Ditemukan di Jakarta Lebih Menular dan Bergejala Berat

Penambahan tempat tidur ini dilakukan karena RS Wisma Atlet sudah hampir terisi penuh. Sebelum penambahan kasur, RS Wisma Atlet hanya mampu menampung 5994 pasien.

Sementara sampai Selasa pukul 08.00 pagi, jumlah pasien yang dirawat sudah mencapai 5.453 orang.

"Saat ini penambahan bed sudah selesai dilakukan dan kami kembali menerima pasien," kata Arifin.

Arifin mengatakan, total ada penambahan sebanyak 2.000 tempat tidur yang kini sudah dioperasikan di sejumlah kamar perawatan.

Sejumlah kamar berukuran besar yang sebelumnya hanya berisi dua bed, kini diisi 3 bed sekaligus.

Dengan penambahan tempat tidur ini, kini total kapasitas di 4 tower RS Wisma Atlet Kemayoran mencapai 7.994 orang.

"Ini sudah meningkat daya huninya," kata Arifin.

Selain penambahan bed, pengelola RS Wisma Atlet juga sedang bersiap mengoperasikan tower 8 di Pademangan.

Baca juga: Dinkes DKI: Pandemi Covid-19 di Jakarta Menuju Tren Mengkhawatirkan

Tower itu selama ini diisi oleh pekerja migran yang baru saja kembali dari Indonesia untuk melakukan karantina.

Namun para pekerja migran itu akan dievakuasi ke tower 9 dan 10, sehingga tower 8 bisa difokuskan untuk pasien positif Covid-19.

Dengan tambahan tower 8 ini, maka kapasitas RS Wisma Atlet bisa meningkat sampai 9.566 tempat tidur.

RS Islam Jakarta penuh

Membludaknya pasien tak hanya terjadi di RS Wisma Atlet, tapi juga RS rujukan Covid-19. Ini misalnya terjadi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

Rumah Sakit itu terpaksa menolak pasien baru Covid-19 karena seluruh ruangan isolasi sudah penuh.

Hal ini diungkapkan dokter Jack Pradono, salah satu dokter yang bekerja di RS Islam Jakarta.

Lewat unggahan di akun Instagramnya @drjackpradono, dokter Jack mengingatkan masyarakat bahwa kasus Covid-19 di Ibu Kota saat ini kembali mengalami lonjakan.

RS Islam Jakarta Cempaka Putih tak lagi memiliki ruangan untuk isolasi pasien Covid-19.

"DI @rsijcempakaputih mulai tadi malam, Kami menolak pasien CoVid-19 baru karena tempat penuh, baik di paviliun isolasi maupun di ICU," tulis Jack di akun Instagramnya pada Minggu (13/6/2021).

Jack telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip tulisan tersebut.

"Jadi bilamana ada orang dalam yang sakit, bahkan bila keluarga inti dari karyawan yang sakit Covid-19 hari ini, kami tidak akan bisa merawatnya," sambung Jack.

Jack mengatakan, pihaknya sedang melakukan konversi beberapa paviliun untuk menjadi paviliun Covid-19, namun butuh 2-3 hari paling cepat.

Selain persiapan ruangan, pihak RS juga butuh menambah relawan tenaga kesehatan.

Bersama unggahan itu, Jack mengajak para lulusan baru Akademi Keperawatan untuk bergabung sebagai relawan.

"Kami butuh sekitar 48 orang nakes. Sila hubungi dan dm cv ke SDI kami: @ekoyulianto," tulisnya.

Dokter Jack juga mengajak masyarakat umum non nakes untuk terus menjaga protokol kesehatan serta membatasi mobilitas.

Ia juga mengajak masyarakat yang mampu untuk membantu mendonasikan beberapa peralatan seperti masker medis dan masker N95, baju hazmat, akohol medis 70 persen, disinfektan, hingga vitamin.

"Kontak ke donation manager kami @riancaamalia," tulisnya.

Pemprov DKI tambah tempat isolasi

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya menambah tempat isolasi pasien Covid-19 menyikapi lonjakan pasien di RS Wisma Atlet dan sejumlah RS rujukan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, Pemprov DKI akan mengoperasikan kembali Wisma Ragunan dan Wisma Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai tempat isolasi terkendali bagi pasien Covid-19.

"Sudah pernah dipakai, jadi kemarin kan kosong. Nah, sekarang dengan penuhnya Wisma Atlet, kami buka kembali," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/6/2021).

Widyastuti mengatakan, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.

Dia mengatakan sudah melakukan peninjauan untuk mempersiapkan Rusun Nagrek dijadikan sebagai tempat isolasi terkendali pasien Covid-19.

"Nagrak itu bentuknya memang baru pertama kemarin sudah kami tinjau, sudah ditinjau juga oleh tim Dinkes maupun tim Satgas Provinsi, juga ditinjau oleh BNPB," kata dia.

Rusun Nagrek mampu menampung 1.000 pasien Covid-19 OTG dan bisa dikembangkan hingga maksimal 2.500 tempat isolasi pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com